PITZA Atau PIZZA?
Kreasi Kosakata?
Saya tidak begitu catat semua kosakata yang saya dengar atau baca. Tentang, betapa luarbiasanya otak anak merekam dan menganalisa, lalu menggunakakan kosakata itu dalam kalimat kontekstual.
Minggu lalu, saya berpuasa. Puasa ganti. Masih beberapa. Trus, saya tanya Hafshoh; saya mulai dengan menceritakan shohabat zaman dulu. Lalu...
Me: Hafshoh... puasa juga. Mau?
H: Nanti saya MELEMAH Umi.
Saya tersenyum. Berhubung, kata melemah ini, benar adanya. Tetapi, jarang saya pakai sehari-hari. Eh, dia pakai. Qiqiqi.
Jauh hari sebelumnya...
H: Umi, tadi sa ke samping rumahnya PETUKANG BAKSO.
Keterangan:
Sampai hari ini, saya belum sempat benarkan. Kalimat ini terbentuk diotaknya, mungkin demi melihat bentuk seperti ini:
JUAL-PENJUAL
BELI-PEMBELI
CURI-PENCURI
JAHAT-PENJAHAT
JAHIT-PENJAHIT
TUKANG BAKSO-PETUKANG BAKSO
Saya belum siap dia balik tanya. Saya hrus siap amunisi ilmu. Jangan sampai saya seperti ini lagi:
H: Umi... Tadi sa lihat tulisan PIZZA.
Me: oh... iya Nak. Memang begitu tulisannya.
H: lho... katanya PITZA. Sa dengar orang baca begitu.
Saya langsung sadar. Iya juga yah. Tulisannya PIZZA, kenapa dibaca PITZA? Saya diam sejurus. Menyelami kekurangsadaran saya. Akhirnya:
Me: Nanti sa cari ilmu dulu Nak. Hafshoh benar.
Dia mengangguk. Untuk kesekian kali, saya KO.
Wa Saripah
0 Comments