Hafshoh dalam Merapat bersama Buku
14
Juni 2015. Tengah bulan sudah di Juni
tahun ini. Saya dan Hafshoh masih seperti biasa. Beberapa hal kemudian
semakin
muncul. Beberapa bulan lalu, Hafshoh yang sepertinya sudah terinfeksi
virus buku, sudah mulai
merajuk meminta diprint kan buku versi pdf yang kebetulan saya punya;
Kisah awal kenabian, majalah diariez kidz, dkk. Kala googling
juga bisa saya lakukan, berkali-kali dia pun menunjuk membeli buku yang
kebetulan muncul di beranda.
Saya juga harus menahan diri untuk tidak
terlalu berharap pergi ke toko buku. Yah, sampai saat ini, toko buku disini
sangat jauh dari titik nol. Belanja online menjadi alternative saya untuk
menjembatani Hafshoh menyentuh buku.
Beberapa saya pesankan, meskipun kadang
kantung harus terkuras habis. Yah, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Tunggu dia
besar? Rasanya, kebiasaan masa kecil selalu menjadi pondasi yang kuat untuk anak.
Maka, kami (orang tuanya, red) memesankan berbagai jenis buku bacaan anak,
utamanya yang berhubungan dengan agama dan beberapa juga ada yang ilmu
pengetahuan. Kisah Sahabat yang Dijamin Surga, Buku Hadits Anak, kini sudah tiba di Raha menanti pemiliknya.
Menjadikannya menyukai buku fisically
(bukunya, bukan membacanya; berhubung yang bersangkutan membaca baru pada tahap
mampu membaca gambar) mungkin akan menjadi langkah awal yang baik untuk
menanamkan kecintaannya terhadap buku dalam arti yang sesungguhnya.
Beberapa jenis buku yang kemudian sering
dibacanya, termasuk buku pegangan saya mengajar di madrasah aliyah (MAN 1
Bombana). Iyah. Dia tau kalau itu buku Bahasa Inggris. Dan dia bercerita sesuai
dengan gambar yang dilihatnya. Kadang saya suka bosan juga dia minta dibacakan. Hehehe,
soalnya dia suka mau diulang-ulang. Aduh… nih kok cinta diatas cinta yah? Ummunya harus lebih giat dunk!!!
Akhirnya, saya selalu mencoba mengalah,
menerima ajakannya membaca.
Saya tidak begitu pasti, apakah cara
Hafshoh membaca gambar adalah cara yang baik. Berhubung dulu waktu awal saya
mengenalkannya pada buku, gambar yang tervisualisasi yang saya bahasakan ke
dia. Jadi, sejatinya, tentu saja bahasa tulis yang tampak di buku itu jauh
dari kommunikasi kami. I keep still.
Dan hasilnya,
Buku Kisah Awal Kenabian, Majalah Diariez Kidz, Sebuah buku do’a anak, dkk hampir berhasil
dibacanya dengan mengenali gambarnya.
Dia sudah bisa membaca bahkan do’a yang
belum saya hapal. Alhamdulillah. Meskipun beberapa masih terbata-bata, dan
meminta dibantu karena belum sepenuhnya dia kuasai, saya bersyukur. Semoga saya
selalu bisa menemaninya membaca buku.
Aamiiiiin.
0 Comments