Hafshoh dan Sayur
Minggu, 08 November 2015. Saya sering
menyaksikan iklan di TV tentang anak kecil yang tidak selera dengan sayur. Beberapa
bulan ini, Hafshoh juga seperti itu. Sayur itu momok. Tapi, seorang ibu harus
punya beragam tehnik dong untuk bisa memasukkan sayur kedalam tubuhnya,
meskipun kuantitasnya amat sangat sedikit.
Biasanya saya menyelipkan potongan
kecil sayur ke dalam suapan nasi dan ikan. It works. Kecuali semingguan ini,
dia mulai mengenali rasa dan bentuk yang berbeda. Dia sadar kalau yang dia
kunyah ada sayurnya. Akhirnya mau tak mau, saya stop sambil tetap mencari
strategi lain.
Kebetulan tanggal 6 November ba’da
isya, saya membawa Hafshoh mengunjungi dokter anak; dr. Miniartiningsih Sp.A,
M.Kes. Ada bengkak di bagian farjinya yang sebelah kanan. Kata dokter sih itu
Bartholinitis. Entah, saya tidak begitu ingat. Dokter hanya menyebut kista,
yang tentu saja membuat saya kehabisan napas sedetik. Saya kaget dong. Terus
saya tanyakan. Tapi bukan kista seperti pada wanita dewasa yang harus diangkat.
Hem, lega… Itu semacam kista, ada kelenjar katanya atau lendir yah? Gak pasti
saya, tau kan saya pelupa? Nah, saat kunjungan itu, dokternya memberi buku
Catatan Kesehatan dan Tumbuh Kembang Anak.
Hafshoh senang sekali dengan buku
itu. Ini penampakannya.
Catatan Kesehatan Anak |
Dia suruh saya membacakan isi buku
itu. Di dalam juga ada gambar makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi; semacam
jadwal pemberian makan. Nah… kesempatan saya mengambil kebaikan dari ini.
Di gambar ini;
Keterangan Berat Badan hafshoh Berdasarkan Usia |
Me: Hafshoh berat badannya 10 kilo.
Masih kurang, bagusnya 13. Jadi, Hafshoh harus banyak makan yah…
Di bagian gambar ini
Jadwal pemberian Makan |
Sambil menunjuk gambar,
Me: Kalau anak kecil, harus makan pisang atau jeruk, atau apel, atau anggur. Harus makan juga
nasi, ikan atau telur, sayur. Harus pake sayur gambarnya toh?
Hafhsoh: iya.
Hari kedua setelah pembacaan buku, Hafshoh
saya ajak makan sayur.
Me: Hafshoh… pake sayur nah. Kan bukunya
Bu Dokter harus pake sayur toh?
Hafshoh: Iya.
Begini sayurnya nah.
Hafshoh: iya.
Saya awalnya tidak percaya dia akan
kunyah dan telan. Tapi, ternyata itu yang dia lakukan. Dia makan, kunyah, telan
dan tidak dia keluarkan lagi seperti dulu-dulu.
Aduh, saya kan tahu kalau ‘buku’
adalah pengaruh besar buat dia. Kenapa sih, tidak dari dulu saya lakukan? Lambat
loading lagi saya.
Dulu juga pernah, Hafshoh tidak mau
gosok gigi. Pas saya belikan dia buku tentang gigi sehat. Dia langsung mau
tanpa ada adegan paksa dan tarik-tarik.
Anda punya strategi juga kan? Yah,
mungkin sama, mungkin juga berbeda. Keragaman adalah kekayaan bangsa. Semangat
minggu yah …
Note: Semua foto diatas menggunakan kamera pocket canon. Kameranya sekarang sudah bagus kok. Alhamdulillah. Setelah saya istrahatkan lebih kurang 2 minggu.
Note: Semua foto diatas menggunakan kamera pocket canon. Kameranya sekarang sudah bagus kok. Alhamdulillah. Setelah saya istrahatkan lebih kurang 2 minggu.
6 Comments
senangnya akhirnya hafshoh mau makan sayur :*
ReplyDeletekalau anak saya alhamdulillah pemakan segala mbak, apapun "disikat" habis sama dia, tapi karena kebanyakan bermain sekarang badannya malah kurus :(
malah asyik ya anak omnivore? kalo anak, memang biasa lebih senang main yah? ... peperangan meawan makan anak memang belum selesai yah mbak? He he
ReplyDeleteAnak saya yang pertama sangat suka sayur, hampir semuanya suka. Anak kedua, sama-sama cowok, agak selektif soal sayuran. Pernah saya bikinin perkedel isi bayam yang cukup disukai mereka. Sejauh ini mereka sukanya capcay sama sop. Ama nasi goreng, hehe.
ReplyDeleteKalau sikat gigi, kedua anak saya suka banget, malah kalau mandi minta sikat gigi duluan. Dulu sempat sulit ngajari berkumur, soalnya kumur malah ditelan. Akhirnya saya akalin kasih pasta gigi dewasa dikit, jadilah dilepeh karena agak pedes. Hehe. Setelah itu sekarang bisa berkumur dan dibuang :)
Terima kasih share-nya Mbak.
Asyik yah mak ... mau makan... visualisasinya bagus tuh sop, capcay, nasgor enak dilihat anak2 ... rasanya juga menggiurkan. Wah, beda lagi nih tehniknya. hehe
DeleteSama-sama yah mbak ... Trimakasih dah mampir
Bisa dicoba strateginya ini, Mbak. Anak saya mood-moodan makan sayurnya.
ReplyDeletebetul, berbagai usaha harus dicoba. Semoga sukses yah ...
Delete