Tulisan Hasil Karya Siswa MTs Lambiku
Wamponiki, 12 Februari 2017
Baik, bukan ingin egois pada diri
sendiri, tetapi, mengingatkan siswa saya untuk menulis, semacam sebuah petuah
berarti. Jangan tunggu sampai kalian menyesal. Menulislah dari sekarang.
J
Ini hasil perdana mereka yang
disetor ke saya. Saya simpan di blog biar awet.
Aldi
Belajar dari Kakak
Hai… Nama saya Aldi. Saya berumur
16 tahun. Saya bertempat di desa Lambiku Kabupaten Muna. Saya akan bercerita
sedikit tentang beberapa pengajaran penting yang terjadi dikeluargaku. Saya
memiliki 3 orang saudara. Seorang saudara saya yaitu adik saya, telah berpulang
kesisi Alloh saat berumur beberapa bulan. Dua orang saudara saya yang lain,
telah memiliki suami dan anak.
Sekitar 3 tahun lalu, kakak saya
yang kedua, mengalami penyakit paru-paru. Hal ini disebabkan karena sering
mandi pada malam hari dan harus dilarikan ke rumah sakit. Setelah dilakukan
beberapa pengobatan, dokter kemudian menganjurkan untuk melakukan operasi
karena terdapat cairan putih (nanah) didalam paru-paru sebelah kanan.
Setelah menyelesaikan tahapan
administrasi, kemudian kakak saya bersedia dioperasi. Operasi berhasil
dilakukan, setelah beberapa jam. Seminggu setelahnya, kondisi kakak saya
perlahan membaik.
Melihat kejadian itu, saya
berpikir, saya harus menjaga kesehatan dengan tidak sering mandi malam. Itulah
pelajaran penting yang saya dapatkan. Bahwa, kesehatan merupakan pemberian dari
ALloh yang perlu disyukuri karena apabila kesehatan kita terganggu, pasti akan
berdampak pada hal-hal yang lain seperti tidak lagi bekerja dan berbagai
aktifitas lain yang bisa terhenti.
###
Tulisan siswa saya yang berikutnya adalah dari Elry Guana.
Judunya, Hargailah Sumber Ilmu
Here it is…
Nama saya; Elrry Guana. Pengalaman ini saya dapatkan pada
hari Sabtu yang lalu. Kisah ini terjadi dalam kelasku pada saat pelajaran
Bahasa Inggris. Mula-mula kisah ini terjadi pada kedua temanku yang melempar
dan menendang kamus Bahasa Inggrisku. Hal ini memberikan pelajaran dan
inspirasi buat saya. Meskipun kamus itu tak sebesar buku tulisku, tetapi kamus
itu banyak terdapat pelajaran-pelajaran yang berguna untuk kehidupan
sehari-hariku.
Kisah ini juga mengajarkan kita untuk menghargai sumber ilmu
manapun dan darimana asalnya. Selagi ilmu itu masih bersifat positif dan tidak
merugikan diri sendiri dan orang lain. Jadi belajarlah menghargai ilmu.
Pesan yang bisa saya petik, belajarlah menghargai ilmu
karena tanpa ilmu, masa depan kita akan gelap seperti gelapnya malam tanpa
bulan dan bintang. Jadi, hargailah ilmu…
###
Tulisan ketiga…
Tulisan ini dari La Dama judulnya Pelajaran dari Sebuah
Film.
Saya pernah menonton suatu film yang berjudul; “Anakku yang
Durhaka”. Film itu berkisah tentang seorang anak dan Ibu yang awalnya miskin
dan tinggal di gubuk. Anaknya lalu pergi ke kota mencari nafkah untuk Ibunya di
desa.
Selama ditinnggal anaknya, sang Ibu menjual pisang goreng.
Sementara anaknya yang di kotamenemukan pekerjaan dan selalu mengirimkan Ibunya
uang.
Beberapa bulan kemudian, Ibunya menelfon dan anaknya tidak
mau mengangkat telfon Ibunya. Ia sudah menjadi kaya raya dan melupakan Ibunya
yag tua dan miskin. Ibunya lalu ke kota untuk mencari anaknya. Mereka bertemu
diperjalanan. Sang Ibu menegur anaknya. Namun anaknya tidak mau mengakui Ibunya
lagi.
Ibunya menangis, karena dulunya anak itu sangat baik dan
berbakti kepadanya.
Tak lama, anak itu menjadi miskin dan kembali lagi ke
desanya. Dan ternyata Ibunya telah tiada.
Jadi, dalam film itu, saya menjadi terinspirasi untuk
menjadi baik. Bila kaya raya tidak melupakan Ibu, dan tidak pula mengeluarkan
air matanya. Karena akan menjadi anak yang durhaka.
###
Selesai yah...
:)
0 Comments