Tahap 1; Telur Kupu Cekatan
Bismillah…
Sejak 2016, saya ingat mengikuti
komunitas ini. Disana saya belajar bagaimana menjadi Ibu, istri dan pribadi
yang lebih baik. Meskipun sudah melewati 2 jenjang, bukan berarti saya lulus
tanpa celah. Adalah sampai detik ini, saya terus menempa diri, membasuh luka --------an,
mencoba merubah cara pandang dan segala hal yang mesti saya perbaiki.
Alhamdulillah, saya mau menyadari
diri. mau belajar. Mau berubah. Dan mau bersama membangun peradaban dari rumah
sendiri.
Malam ini, alhamdulilah kelar
juga tugas di tahap 1 telur-telur. Tahapan ini erat kaitannya dengan mengenali
kekuatan diri sendiri. Awalnya saya agak ragu, apa saya harus meminta bantuan
suami untuk mengedit design dari magika ataukah tidak.
Mengingat waktu yang sangat
terbatas, dan padatnya kegiatan minggu ini, saya mencoba mengedit sendiri.
Awalnya saya pakai pixel lab. Tetapi kemudian mundur dan memilih ke laptob
dengan canva. Alhamdulillah, dengan segala kelambatan saya di design, akhirnya
sukses juga saya buat ala kadarnya.
Kegiatan saya sebagai seorang
individu, istri, dan ibu lumayan banyak. Bisa saja, ada kegiatan yang luput
saya tulis disini. Meski semua berusaha saya hadirkan dengan mengandalkan
ingatan dan penulisan berulang kali.
Oh ya, kenapa sih pada akhirnya
saya memilih 5 aktivitas ini (menulis, belajar Bahasa Arab, buat pudding, bercerita
bersama Hafshoh, dan menanam)?
Alasannya bagi saya adalah ...
1. Menulis adalah salah satu kegiatan yang membuat saya merasa
nyaman. Setiap membaca tulisan saya, saya seolah melihat diri atau anak-anak
saya dimasa sebelumnya. Mengingat itu selalu memacu saya untuk lebih baik.
Menoleh kesitu, selalu ada sisi yang memotivasi saya dari setiap hikmah dibalik
tiap tulisan. Bagi saya, menulis adalah salah satu penyaluran emosi terbaik
yang saya sukai dan tidak menyakiti siapapun dengan tetap menjaga diksi yang
digunakan dan menjaga hati dari setiap niat buruk, insyaalloh.
2. Belajar Bahasa Arab. Kenapa? Bahasa Arab adalah salah satu
bahasa yang sejak kecil begitu dekat dengan saya. Sejak remaja saya sudah
menerjemahkan letter by letter Qur’an maupun Hadits, sehingga perbendaharaan
kosakata saya kalau terkait itu tidaklah kurang meskipun bukan juga banyak.
Bahasa Arab juga adalah salah satu Bahasa yang ingin saya kuasai meskipun hanya
lewat tulisan. Yah, menjadi pengguna pasif juga gak apa. Yang penting bisa dulu
sedikit-sedikit. Bahasa Arab digunakan dalam Islam. Bukan hanya dua pedoman
(Qur’an dan Hadits) tetapi juga kitab para ulama asli menggunakan tulisan arab.
Jadi? Kenapa tidak? Apatah lagi, mempelajari Bahasa Arab adalah anjuran para
ulama.
3. Buat pudding. Kenapa harus ini? Yah, pertama, meskipun saya
suka, butuh dan ingin, tetapi, sampai saat ini, saya belum mencoba lagi membuat
pudding. Untuk membuatnya, saya butuh belajar. Kenapa merasa butuh? Diantara
kekuean, salah satu kue yang disukai Hafshoh adalah pudding. Andainya saya bisa
membuat pudding, saya merasa akan bahagia.
4. Bercerita bersama Hafshoh. Sejak kecil, bercerita adalah aktivitas
kesukaan saya dan Hafshoh. Saat ini, jujur saja, aktivitas ini beberapa kali
terkikis. Adik Hafshoh tidak menyukai kami bercerita, sehingga, kami mencari
waktu diluar kebiasaan kami, yang bisa kami gunakan untuk saling berbagi. Saya
selalu penasaran dengan kegiatannya di sekolah, di tempat hafalannya, ataupun
dimana saja Hafshoh berada. Dia akan dengan seronok tertawa jika itu begitu
membahagiakan. Dia juga kadang cemberut bila hal itu melukai hatinya. Sebagai pendengar,
saya selalu berusaha merespon yang terbaik untuk kisahnya. Terkadang saya
mengevaluasi nilai-nilai yang terdapat pada ceritanya. Menasehati jika ada yang
kruang baik. Lalu memperkuat dann mendukung jika itu begitu positif dan
berpahala.
Mengajar. Kenapa mengajar? Saya sebenarnya merasa bahagia ketika
saya bisa mengajar dengan menggunakan media semacam infokus. Ada kebahagian
luar biasa, jika saya berhasil membuat mereka melihat dan tertarik dengan media
yang terus terang saja disini masih jarang digunakan di sekolah. Ada semacam
semangat yang muncul dan sumber energy yang saya rasa ketika mereka kemudian
bisa cepat menerima tanpa menunggu saya harus mencatat di papan tulis. Ah,
andai saja saya bisa lebih baik dari ini? Saya aka terus maju. asanya untuk sementara ini, 5
hal ini yang membuat saya merasa bahagia. Namun, segala hal lain, tetaplah
mendukung dan menguatkan saya untuk selalu menjadi pribadi terbaik untuk diri
saya, keluarga, siswa saya, dan orang banyak.
Terimakasih wa jazakumullohu
khoyron atas kesempatan yang begitu luar biasa untuk belajar dan berubah menuju
perbaikan dan perubahan positif.
Sekian.
Wa Saripah
#institutibuprofesional
#hutankupucekatan
#telurhijau
#lacakkekuatanmu
#jurnalmaintelurhijau
5 Comments
Wih keren banget kelasnya, jarang ada kelas seperti ini apalagi gak cuma menulis yang diajarkan.
ReplyDeleteHemm pas banget ini buat belajar jadi perempuan, gak hanya istri dan ibu. Menarik komunitasnya.
ReplyDeleteWih mantep jadi ibu cekatan yang serba bisa, nih.
ReplyDeleteBagus memang lima kegiatan ini pas untuk kebutuhan si kecil dan memang penting.
ReplyDeleteKeren banget, Mbak, jadi ibu harus serba bisa dan cekatan juga.
ReplyDelete