Kasipute, 27 oktober 2014
Tahun 2010
Ketika jalan di sekolah masih pematang dengan lebar tempat kami berpijak sekitar 30 cm, jalan hutan masih berair hujan alias becek (baru beceknya ni, bukan becek biasa). Kayu gamal yang disusun teratur dan rapat (tentu saja oleh kami dan siswa2 kami) untuk menutupi lumpur becek agar akses ke sekolah ada. (saya baru tahu disini, kalau dahan pohon pun bisa jadi batu ketika ada genangan air di lintasan jalan, bahkan daun2 dengan dahan lemah tanaman komba-komba pun menjadi alternative lain ketika selama di jalan, kita tak menemukan dahan gamal untuk diraih dan ditaruh di sasaran pijakan berikutnya. Jadi jangan heran kalau kala itu kami melintasi jalan lebih condong untuk ke tepinya dimana kami bisa meraih banyak dahan2 tanaman bahkan semak untuk jadi batu di tanah berlumpur.
Mengingat itu rasanya unforgottable. Bermakna dan mengasyikkan..
Belum lagi acara lompat-lompat. Pernah ada yang melompat, sudah fix dari segi kekuatan dan sasaran yang dilihatnya dikira batu. Ternyata jleb… itu lumpur berwajah batu. Hihihi. Alhasil sandal pun kotor sampai di tempat yang cukup mengganggu. Hehehe
Sandal?
Iya, terpaksa pakai sandal. Kalo saya sih dan bbrp yang lain pakai sepatu anti air. Nanti pi di sekolah baru gantian pakai sepatu yang lebih baik.
Waktu itu saya sempat berpikir untuk take pic, narasikan, trus di pasang di blog. Tapi, saya belum punya kamera. Hape juga gak ada kameranya. Hem, alhasil saya hanya bermimpi, berencana beli kamera.
Jadi 2010 menjadi narasi yang tidak bisa saya sajikan dalam bentuk gambar.
Yuks ke tahun setelahnya
Tahun 2011
Ini yang paling keren dan paling ingin saya capture. Edisi hujan lebat waktu itu kami semua sudah berada di sekolah. Pas UN. Pulangnya semua membelalak. Jalan utama direndam air yang bisa saya sebut banjir. Setinggi atas lutut. Kami harus saling berpegangan untuk ke seberang arus kuat yang memotong tepat di lintasan jalan kami.tentu saja selama berjalan kami harus meraba pakai kaki dan perasaan, secara, jalan yg dilewati ini sejatinya jembatan tanah dengan lebar kurang dari 1 meter, tepat di samping kiri-kanan dan bawah adalah kali. jadi, kalau salah injak, bisa2 nyebur dan terbawa arus ke kali...
Seorang dosen Unhalu (dulu namanya bukan UHO) kebetulan dosen ku (mungkin untuk menjaga agar dia tidak di turunkan jabatannya saya tidak usah sebut nama). Di turunkan jabatan? Jangan sampe orang dari kepegawaian Negara dabaca tulisanku baru da list itu bapak n da periksa karena besoknya da pulang mi, da tidak mau lagi mengawas UN. Saya saja sebenarnya langsung mau pulang kampung. Hehehe… pikiran panjang….tapi semoga orang BKN tak ada yg baca, bagaimn kalo da baca baru, da cari data pemantau UN tahun itu, mati saya. Hem, tapi semoga tidak. Dia sudah berusaha menjalankan tugasnya sebaik-baiknya.
Tahun 2012
Berlalu. Ditahun ini bahkan ada yang sempat pakai sepatu boot ke sekolah (serius). Lebih parah kasus jalannya.
Tahun 2013
Berlalu
Tahun 2014
Bahkan di penghujung tahun ini saya masih belum juga punya kamera. Sejak 2010 sampai sekarang saya hanya bemimpi. Sekarang jalan sudah 3 meter di pematang dulu. Sudah lebih lebar. Dan saya belum juga capture. Artinya apa ini?
Mungkin artinya, saya belum punya uang..hehehe. artinya ada yang hilang dari data visual dan bukti dokumentasi. Jadi saya menulis ini kurang greget. Karena mau sekali waktu itu saya foto..hem!
Tapi tenang saja. Saya sudah pesan kamera. Berapa tahun mimpi kameraku hampir terwujud?
2010-2014 sama dengan 5 tahun.
Ckckckckc

0 Comments