Wamponiki, 06 Juni 2017

Hari ini, saya ingin menulis yang mudah saya praktekkan dulu. Iya, masih tentang komunikasi pada anak. Saya memilih mengganti perintah dengan memberi pilihan. Kebetulan kejadiannya tentang mandi. Biasanya saya menggunakan jarum jam sebagai patokan. Ini karena dia belum tahu 5 menit seberapa lama.

Kalau sedang jadwal sekolah tidak ada drama berisi konflik besar. Lain hal bila sedang libur. Karena biasanya setelah sarapan, dia main dulu. Kalau lagi asyik main, kadang suka ingin lanjut terus.

Me: Hafshoh ingin mandi sekarang atau nanti jarum panjang di 5?

Pilihan kedua tentu saja dia pilih.

Atau ketika waktunya belajar. Setelah maghrib. Setelah berbuka. Dia saya tanya, mau baca arob sebentar. Maunya jam berapa?

Hafshoh lari menuju ke jam dan berkata: jarum di 8 umi.

Nah, tadi kami keasyikkan buat mainan. Saya lupa. Dia kemudian ingat dan lari mengecek jam.

H: astaghfirullah, ummi maaf. Sekarang sudah di 9. Saya lupa janjiku.

Saya merespon dan memuji ingatannya. Alhamdulillah, Hafshoh ingat. Ayo kita belajar.

Padahal kemarin ini penuh drama marah. Dia tidak mau tepati janji. Begitu jam sudah menunjuk tepat. Dia mengelak. Beralasan. Menangis. Saya biarkan sebentar. Jeda. Tanpa emosi. Lalu setelah saya pikir saya siap, saya memeluknya beberapa saat. Dan mengajaknya belajar arob.

Hari ini, dia belajar memenuhi janjinya.

*#hari5*
*#tantangan10hari*
*#komunikasiproduktif*
*#kuliahbunsayiipsulawesi*

0 Comments