Hujan dan Kenangan
13 Februari
2015. Hujan membawa memori berbeda bagi tiap orang. Pun ketika masanya berubah,
memori lain yang berkaitan kuat dengannya muncul meski tak dicari dengan
Ctrl+f. Bagi saya…Yang paling diingat kalau hujan mulai terdengar adalah
jalanan ke madrasahku (MAN 1 Bombana, red). Seperti saat maghrib ketika
penanggalan tiba di 11 Februari 2015. Suara hujan menghantam serempak keras
pada atap kos asramaku. Otak langsung flashback pada episode jalanan-jalanan
menuju sekolah yang masih jauh dari diaspal. Mengingat, membayangkan, dan
memikirkan besok acara menuju ke sekolah mungkin akan butuh sedikit tenaga
ekstra.
Hujan
menghantam tanah dalam waktu yang lumayan lama.
Meski
rusak parah… kami para guru, harus tetap pergi. Anak bangsa menunggu. Anak
bangsa tetap datang untuk belajar (yang rajin, tapi mereka semua telah berusaha
kok). Dan yang paling berat saya ungkapkan. Kami harus tetap berjuang melawan
tanah lumpur (kok rasanya agak hiperbola ya? hehehe) dan tiba jam 07.00 karena
finger print menanti juga. Hem… ini yang paling berat diutarakan. Seolah datang
jam 07.00 karena finger. Mau bilang iya, bagaimana ya? Mau bilang tidak,
bagaimana juga ya? Hehehe
Sudahlah… semangad ipeh!!!
0 Comments