Bengkak Babi
Di
tulis 07 Februari 2015. Akhir minggu di Januari. Saya kena apa yang disebut
dalam ilmu medis parotis/pumps. Orang sini menyebutnya bengkak babi. Saya tidak
begitu mengenal penyakit ini. Rasanya baru sekali ini saya begini. Setahun
lalu. Ada teman guru yang kena. Mereka estafet kena bengkak babi. Start dimulai
dari Bu Nur Asia, dilanjutkan Bu Suri dan Terakhir Bu Indri. Sempat pula mereka
bercerita kalau sakitnya luar biasa. Selain suhu tubuh yang naik, kepala yang
sakitnya tidak bisa dibahasakan, parotis memberi efek pula pada tulang yang seakan
hendak rapuh, ngilu, dan entah apa namanya dan seperti biasa namanya sakit
selera makan entah mengembara kemana. Hilang. Hilang. Lenyap. Gak ada yang
enak.
Saya
ingin berkisah tentang awalnya. Biar kalau pembaca juga mengalami hal yang
serupa. Bisa langsung cekatan merespon. Saya kena 20 Januari 2015.
Usai
sholat subuh. Tulang-tulang saya berasa aneh (saya tidak tahu apa namanya).
Pokoknya tidak enak rasa di tulang. Meski begitu saya memaksa untuk bisa
beraktifitas. Jadi saya ke sekolah dan seperti biasa berprilaku. Karena
sakitnya masih bisa saya tahan.
Siangnya.tulang Leher belakang saya mulai aneh, sakit. Saya
pun meraba daerah leher dekat telinga bawah. Karena memang berasa ada yang aneh
disitu. Dan jrengggg….
Ada
benjolan kecil. Saya membandingkan dengan telinga kanan. Tidak ada. Apa ini
tumor ya? Atau bengkak babi? Opsi pertama lebih saya pikirkan. Kalau tumor
bagaimana ya?
Malamnya,
tulang, tubuh, rasa, tidak ada yang enak. Makan juga tidak begitu enak. Saya
juga demam. Oleng juga ia. Bahkan saya tidak sanggup sholat sambil berdiri
beberapa kali.
Sakitnya
itu bagaimana ya? Pokoknya sakit lah. Tulang yang sakit itu di buat baring, gak
enak, di pijit juga sama rasa gak enaknya. Hanya pada saat tidur, sakit itu
seolah istrahat. Tapi tidur pun tidak nyenyak yah….
Pagi
hari. Saya berkaca, dan wajah saja cukup jelas menampakkan ada bengkak di bawahnya;
dekat leher. Suamiku berkata kalau itu bengkak babi.
Oh…
begini toh bengkak babi? Gak enak ya saudara-saudara….
Saya
pun sempat gugel tentang bengkak babi. Dan ternyata, bengkak babi alias parotis
ini disebabkan oleh virus. Bisa tertular melalui air ludah, air seni/urin.
Bahkan parotis juga bisa berefek buruk pada payudara bagi wanita. Dan
berpotensi impoten kalau terkena pada lelaki dewasa.
Ngeri
juga.
Hari
itu saya sempat ke sekolah. Tiba di sekolah. Saya tidak sanggup rasanya. Kepala
seperti di tusuk-tusuk. Rasanya ingin baringan terus. Jam 10 keatas. Saya
disarankan pulang oleh teman guru dan ke dokter. Dan memang sepertinya saya
sudah tidak sanggup lagi. I can’t stay any longer.
Saya
ke dokter Sunandar yang berlokasi di dekat PLN. Buka sore hari.
4.30
saya tiba di tempat prakteknya. Kebetulan tidak jauh dari kos. Saya pasien
pertama, jadi tidak antri. Dokter memperhatikan dengan seksama curhatan saya.
Dan kemudian meminta saya membuka mulut. Menyenternya dan akhirnya. Mulai buka
suara.
D:
Dokter
M:
Saya
D:
Ini memang biasa muncul saat pergantian musim. Antara November sampai awal
Februari. Penyebabnya virus.
M:
Bengkak babi ya dok?
D:
iya, sejenis itu, disertai radang tenggorokan. Jadi stop dulu makanan pedas,
jangan minum air dingin. Minum yang hangat. Untuk cepat sembuh, harus banyak
istrahat. Tidak capek. Agar tubuh bisa melawan virusnya.
Melihat
kondisi saya yang memang loyo. Dokter memberi surat izin 3 hari terhitung mulai
tanggal 21-23 Januari 2015. Tapi beliau berpesan. Kalau sebelum hari ke-3sudah
lebih baik, saya boleh kerja aka mengajar. Tidak mengapa beraktifitas (seperti
memasak). Karena masih demam, saya jangan mandi dulu. Cukup lap-lap pakai air
hangat.
Molexflu
Solpenox
Inflason
prednisone
Sebelum
member obat;
D:
suka nyeri lambung?
M:
tidak dok
Dan
total tagihannya Rp.80.000
Tapi
setelah tiba di rumah, oleng saya tidak bisa dibuat beraktifitas. Lemas badan
juga masih. Akhirnya terkadang saya lebih memilih makanan jadi. Uang simpanan
akhirnya tidak jadi simpanan. Keluar lagi untuk sehat. Selalu begitu ya?
Hehehehe. Saya bersyukur masih bisa seperti ini.
Malamnya.
Setelah minum obat dokter. Saya agak mendingan, meski belum seperti orang sehat
pada umumnya. Sholat juga sudah tidak duduk lagi. Hari ke-2 saya sudah masuk
sekolah. Belum total sehat sih, tapi… I’ll try my best.
Saya
menyesal menggunakan kata “tidak”. Sewaktu Dokter tanya tentang lambung yag nyerih. Karena ternyata obat yang dikasihnya tidak
aman untuk orang yang maag. Saya bisa lupa kalo saya maag? Hem… hari jum’at
waktu saya ke sekolah. Obat sudah habis. Selera makan malah berkurang. Hari sabtu dan
minggu saya susah makan. Mual. Dll
Hari
senin saya ke Puskesmas. Ternyata saya kena gastritis alias maag. Minum obat
maag. Besoknya baikan dengan tetap memperhatikan makan. Intinya makan sedikit
dan harus sering.
Saya juga sempat gugel
tentang obat herbal. Ternyata ada juga. Hanya saja. Karena saya tidak mengkonsumsi
itu, jadi tidak bisa saya review… untuk yang lain. Boleh mencoba yang herbal,
silahkan searching di gugel ya… have a nice day!
0 Comments