Sehari Menulis Keren Bersama Denty Piawai Nastitie
Wamponiki,
05 Maret 2017
“Menulis
bisa menggerakkan hati orang.” Tutur Mbak Denty. Saya menjadi memiliki ilmu
baru soal kalimat sederhana namun dalam maknanya ini. Eh, apaan sih mbak
tiba-tiba main gerak hati? Hehehe… ini lho, IPM (Insan Pariwisata Muna)
menggelar kegiatan bertajuk menulis yang bagi saya keren sesuai judulnya. IPM
ini diketuai oleh Yazid Husain, S.Pd, dan kegiatan pelatihannya kemarin, juga
dihadiri oleh Bupati Muna; Bapak Rusman Emba. Tetapi, saya tidak ingin
berbicara tentang IPM atau Bupati Muna saat ini. Jadi? Iya, saya ingin membahas
soal kesan dan ilmu apa sih yang ingin saya bagi pada saat mengikuti pelatihan
kemarin, 04 Maret 2017 di Lab. Fisika SMA 1 Muna. Kenapa harus saya tularkan?
Supaya orang lain ikut mendapat apa yang bisa saya petik dari pelajaran hari
kemarin.
Baik,
siap ya…
Pertama,
saya ingin mengomentari suasana pelatihan. Hal ini saya maksudkan, agar
pembaca, bisa menangkap kesan saya pada saat masuk ruangan melalui perasaan
yang semoga bisa sedikit tergambar lewat tulisan ini.
Ruangan
pelatihan cukup luas dan sederhana. Tidak ada pamphlet atau sejenisnya. Hanya
ada LCD yang sebenarnya lebih penting daripada pamphlet. Peserta dan pemateri
duduk beralas karpet. Biasa? Yah, saya suka seperti ini. Lebih terkesan santai
dan bersahabat. Dan yang ada di ruangan hanya yang penting saja. Ini namanya
skala prioritas bagi saya. Microfon, proyektor, karpet buat duduk, buku buat
peserta, kue, aqua gelas, es krim, makan siang. Sudah. Itu saja kan intinya? Seyogyanya
40 orang peserta quotanya. Sayangnya yang hadir hanya sedikit. Mungkin sekitar
20 orang peserta. Padahal sayang lho. Ilmunya keren. Pemateri berbaju krem.
Ditengah acara, kita juga dikasih ice cream.
Nah nah nah… kurang apa coba? Hehehe…
Saya
sampai bertanya, kemana nih anak-anak muda Muna? Lain kali datang ya?
Mbak
Denty ini, seorang penulis harian Kompas. Dia mengawali karir menulis dengan
aktif di buku hariannya sendiri. Kemudian dia lanjutkan ke mading sekolah.
Lalu, sejak blog bernama multiply muncul, dia juga eksis disitu. Dan akhirnya,
dia unjuk gigi benaran di Harian Kompas. Wah, keren ya?
Sekilas
tentu saja nampak bahwa, karir menulisnya, sudah sejak dulu dia mulai.
Sederhana. Diary. Iya kan?
Dari
sini, bisa dibaca polanya yah. Bahwa, sukses itu bukan sim salabim. Sukses itu
telah kau bangun sejak sebelum kau sukses kini. Dan kalau kini saya belum
sukses, mungkin ada yang lupa saya bangun, atau sebenarnya saya sudah sukses
dimata orang lain, tetapi tidak dimataku sendiri.
Hal
lain yang membekas kuat bagi saya adalah, kisahnya sendiri. Sewaktu dia menulis
tentang 2 orang anak yang tinggal di tempat yang kemudian digusur, tetapi
memiliki semangat dan perhatian besar terhadap perpustakaan yang juga digusur.
Pembaca akhirnya tertarik dengan tulisannya, dan kemudian memberi sumbangan
buku kepada anak-anak itu. Menarik? Iya bagi saya. Mbak Denty juga sempat
mengungkapkan, kalau dia menyumbang 20.000 kepada 2 anak itu, mungkin efeknya
biasa saja. Tetapi, tanpa menyumbang uang, melainkan ide tulisan, dia bisa
menggerakkan hati orang lain lewat tulisannya. Nah. Ini yang utama.
Menggerakkan orang lain untuk berbuat lewat tulisan.
Bukan
Cuma itu saja, tulisan dia tentang seorang programmer yang bekerja dari tempat
tidurnya karena lumpuh, juga sampai menggugah dan menggerakkan Bapak Keminfo
untuk datang bertandang ke rumahnya. Demikian kuatnya sebuah tulisan sampai
bisa menggerakkan hati menteri untuk datang visit.
Jadi?
Tulislah hanya yang baik. Latihlah tulisanmu dengan menulis. Bukan untuk dirimu
sendiri, tetapi untuk kau tebar kepada sesama manusia. Untuk bisa lebih dekat
dengan Allah, lebih memanfaatkan waktu pada kebaikan, dan menghindari kejelekan
zaman. Agar apa? Agar kau juga bisa menggerakkan hati orang pada kebaikan.
Bukankah kita manusia diciptakan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan?
Sudah
dulu yah…
PS.
Gambar ini adalah cover notebook yang dibagikan. Motifnya batik. Terus, tulisan
nama di buku itu, nama saya. Tempelan itu kami tempelkan di baju/kerudung pada
saat mengikuti kegiatan pelatihan. Jadi, mudah dikenali meskipun baru sekali
bertemu. Kan ada namanya yah…
Wa
Saripah
#OWOP
#RumbelMenulis
#IIPSulawesi
#OWOP
#RumbelMenulis
#IIPSulawesi
0 Comments