Kartini?

Sebenarnya, triggernya Be Molulo bulan ini berat sekali buat saya. Ini link dari tulisan teman Rumi http://rumkinoy.blogspot.com/2018/04/kartini-masa-kini.html
Serupa memikul batu temanya. Ilmu yang saya dapat tentang Ibu Kartini, masih pro kontra. Bisa saja keduanya benar, salah satunya benar, atau kemungkinan terburuk, keduanya salah juga bisa.

Akhirnya, saya mengambil jalan tengah.  Tetap berharap yang terbaik buat beliau.

Jadi, jelaslah saya seperti kehabisan ide dengan tema ini. Hiks... Sampai malam menuju deadline ini, saya masih mencari benang merah.

Benang Merah

Semoga saja, paragraf berikut terlihat seperti benang berwarna merah.

Jadi...

Terlepas dari itu semua, sejatinya, saya setuju pada beberapa pernyataan terkait wanita Indonesia Kini. Bahwa, kita, harus terus belajar memperbaiki kualitas diri.

Bagaimana tidak, zaman kini kian menakutkan buat seorang ibu seperti saya.

Mungkin saya berlebihan menyikapi ini. Mungkin saya berlebihan menilai ketika melihat seorang anak SD memukul temannya. Mungkin saya berlebihan juga, ketika anak seusia TK lebih suka memanggil temannya dengan beragam jenis hewan.

Saya hampir semaput mengetahui itu. Saya seperti tertidur kemudian bangun dalam keadaan semua telah berubah.

Benarlah kalau perempuan Indonesia harus belajar. Dia tidak bisa berdiam diri.  Karena rumah adalah madrasah (baca: sekolah) pertama anakmu.

Belajarlah mendidik dengan ilmu. Jangan katakan dia hanya anak-anak yang boleh berbuat salah. Dia adalah anak yang harus dengan sabar diingatkan. Karena pendidikan baginya bukan ketika dia mendewasa saja. Bukan ketika dia besar nanti.

Bukankah belajar adalah sepanjang hidup?

Terimakasih sudah membaca. Mohon maaf atas keterbatasan yang belum sempat saya luaskan.