Laino, 14 Februari 2017

Sore bersantai. Cucian banyak, makan malam belum ready. Menemani Hafshoh mengabaikan yang lain dulu. Say "yes" to santai.

Sambil duduk di ruang tengah, entah kenapa tetiba ingin ke dapur.

"Kok bau gas?"

Saya sok pintar mengecek tabung. Saya ingat si pengantar gas, katanya, kalau ada bocor, lepas saja selangnya. Sayapun dengan PD melepas selang.

Dan...

Wussssssssss....

Suara gas berdesis lancar. Saya panik. Saya pasang lagi, tapi saya tidak tau caranya. Zzzzzzzzzzzzzzzz desis terus saja, tak berhenti. Sayapun "Bismillah". Pasang lagi untuk kali keberapa, yang alhamdulillah sukses menutup dan bunyi desis hilang.

Saya keluar disertai seluruh anak yang lagi main bersama Hafshoh. Rumah langsung kosong. Anak-anak berjejer di teras. Saya sibuk menyapa Bapak Izza. Tetapi dia tidak tahu tentang gas. Begitu juga dengan Bapak Al. Mereka datang melihat, tetapi tidak bisa bertindak.

Saya menelpon pengantar gas.

Dia: coba cek regulator...

Saya: maaf, sa tidak berani mi ke dapur. Sa depan rumah ini.

Tangan saya sudah dingin. Gimana mau cek regulator?

Setelah beberapa menit, si pengantar datang. Saya dan anak-anak serta mama Izza mengekor.

Dia: oh, habis ini gasnya.

Me: begitukah?

Dia: itu mi tadi sa suruh cek regulator.

Me: oh, sa tidak bisa mi tadi cek.

Dia: kalau ada begini, tidak boleh panik kuncinya.

Me: #&£@_)=#:-)#(_££ &????

Dia: tidak bisa panik, harus tenang dia modelnya.

Me: begitu di?


Sambil memikirkan cara tidak panik bagaimana ya? Gas kan begitu. Tidak bisa diajak kompromi. Saya butuh kuliah (baca: belajar) tentang gas ini. Kalau saya berilmu pasti beda reaksiku toh.

Dia: iya. Da bunyi tadi waktu dicabut bukan gas dari tabung. Tapi gas dari selang ini.

Me: oh ...

Dia: iya.

Me: sebenarnya yang aman tabung apakah?

Dia: sama semua. Ini kepalanya sama. Yang beda, karet penutupnya ini (terdapat di mulut gas berwarna orens, setiap ganti gas, sebaiknya anda buka, agar diganti yang baru, karena sejatinya dia sekali pake ji) harus diganti terus tiap isi. Kalau pengisian, da liat masih ada ini karet da tidak ganti. Makanya kita yang buka.

Me: oh... jadi jangan mi ganti tabung?

Dia: kalau soal meledak, insyaallah aman selangta. Bagus ini. Ganti saja regulatornya. Agak mahal harganya 200 an. Hanya saja, kalau hitung-hitungan untung, lebih untung gas tabung biru. Tekanan gasnya beda.

Dia mengali-ngalikan angka dan ongkos antar. Bedanya bisa 20 ribu lebih, dan tekanan gas juga lebih baik.

Oh ya... ini saya sertakan gambar karet penutup gas. Ini karet gak bagus. Pas buka segel gas,

Dia: Ini karetnya tidak bagus kualitas nya. Tidak lama ini bocor.

Lalu dia ganti dengan karet yang dia bawa.

Warnanya juga lebih orens dan terkesan lebih kuat sih.

Selesai

Wa Saripah

Oh ya, untuk wilayah Raha dan sekitarnya, pengantar gas ini cukup rekomended. Saya tau dari mama. Dia ini langganan mama. Kalau ada apa-apa tinggal telpon nanti dia datang cek.

Karen masalah diaatas, akhirnya saat itu saya ganti tabung 12 kilo. Dan kami juga menjadikan dia langganan kami. 

2 Comments

  1. Hemm enaknya santai sore aduh kalau aku paling takut masang gas, mending manggil suami

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak..lebih nyaman seperti itu, kemarin terpaksa, suami lagi keluar... Hehehe

      Delete