Dari dulu emang ingin air fryer. Alhamdulilah tercapai. Alasan saya beli ini, untuk mengurangi penggunaan minyak di rumah. Di rumah ya. Jadi, kalau keluar-keluar, dan ketemu gorengan, misalkan ke rumah orang tua, adanya ikan goreng, ya makan saja. Jadi saya bukan tipe yang ketat kalau soal ini. intinya minimalisir saja.

Barangnya sampe rumah sekitar lebaran Idul Adha tahun 2021 ini. Jadi seputaran tanggal 21 Juli kalau gak salah. Adik saya; Ofan yang pikul dari Kendari. Bayangan saya barangnya kecil saja. Segede kipas angin kecil banget. Ternyata sampe rumah, wuih besar. Volume 4 L kan ya.

Saya review sedikit ya air fryer ini.

Harga? 

Rp. 1.250.000,00 di Kendari.

Cara cuci? 

Mudah. Karena lemak ataupun sisa makanan yang di goreng tidak lengket.

Cara goreng?

Nah ini yang saya suka. Kalau mau goreng, saya gak perlu nunggu depan kompor. Saya tinggal masukin ikan. Semprot minyak menggunakan alat penyemprot (beli terpisah dengan air fryernya). Gak disemprot minyak juga bisa. Lalu atur waktu. Biasanya kalau ikan 15 menit. Ada tombol touch screen ikan di menu pencetnya. Tinggal sentuh. Kalau ingin dibalik, bisa. Misalnya menit ke 7 balik ikannya. Kalaupun lupa, juga gak pa-pa. Hanya sedikit beda rasanya kalau gak dibalik dan semprot minyak lagi. Kurang kriuk. Trus kalau lupa? Dia mati sendiri kok. Nanti dia bunyi yang sudah dikenal Khidir. Biasa Khidir bicara; "Umi, dah ini." Katanya sambil menunjuk air fryer yang sudah melaksanakan tugasnya.

Goreng terong juga begitu. Tempe. Tahu. Saya goreng pakai itu semua. Saya merasa lebih baik. Alhamdulillah.

Trus bagaimana kalau soal rasa?

Nah, ini nih yang perlu juga dibahas.

Kalau saya pribadi, rasa yang diberikan air fryer ini OK. Saya makan. Bagus ji. Hafshoh memberi nilai 7 dari 1 sampai 10 untuk hasil gorengannya. Dalam artian, kriuknya memang beda dengan digoreng minyak. Kalau saya nilainya 7.5 lah atau 8 mi. Cita rasa yang diberikan minyak goreng memang sedikit beda. Kalau ini rasanya standar. Jadi, untuk meningkatkan cita rasanya, biasanya saya olah dengan saus. Misalnya setelah goreng ikan, saya tumis pake saus asam manis. atau saya pakaikan olahan saus tomat. Atau kadang juga saus kacang dan atau saus kecap. Atau dimakan dengan sambal saja. Untuk yang punya maag, boleh sambal tanpa lombok. Nah, saya suka. Lahap. Alhamdulillah.

Tempe atau terong juga begitu. Saya balado atau yang lainnya untuk mengkombinasikan cita rasa standar dari hasil air fryer.

Alat ini juga saya gunakan untuk mengurangi kadar minyak dari gorengan. Misalnya, goreng udang tepung pakai minyak goreng. Saya masukkan ke air fryer hasil gorengannya, biar minyaknya keluar terlepas dari udangnya. Kalau dari video yutub yang pernah saya tonton, disarankan 7 menit untuk mengeluarkan minyak berlebih. Saya kadang pakai 5 menit. Terserah sih sebenarnya. Diataur saja mana yang terbaik. Gak ada standar baku kalau soal ini.

Kesimpulan? Saya suka. Suka skali alat ini. Saya tidak merasa rugi sudah beli. Efisien dari segi waktu dan tenaga. Bahkan Hafshoh sudah bisa menggoreng pakai alat ini. Dia lebih tau daripada Abuha. Hihihi... Sangat memudahkan saya bekerja menghasilkan olahan sehat non (atau dengan sedikit) minyak untuk keluarga.

Saya belum coba goreng kacang nih. Insyaalloh nanti saya tes.


Perbandingan tinggi Khidir (86 cm) dengan dos air fryer. 


Alat penyemprot minyak yang saya beli terpisah pada penjual online yang sama.


Saat air fryer sedang bekerja.


Hasil olahan terong goreng dengan saus kacang.


Sudah dulu yah, insyaalloh ketemu lagi di review berikutnya.

Oh ya, soal bayaran lampu saya belum tau, insyaalloh bulan depan saya info juga soal tagihan listrik dengan si air fryer 600 watt ini.

Wa Saripah_Ummu Hafshoh


2 Comments

  1. Wah bagus banget tuh fryer air keliatannya, alhamdulillah udah kewujud ya keinginannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah, iya mbak..akhirnya kebeli. Makasih ya mbak...

      Delete