Sambil memegangi buku notes hadiah selesai hafalan juz 28 dari Ustadzahnya, Hafshoh bersemangat berkata; "Umi, katanya Kaka Rini, "Kita harus punya target." 

"Masyaalloh, itu betul sekali Hafshoh." Responku pasti.

"Bolehkah Umi buku ini untuk catatanku, diari? Depannya sa mo tulis targetku." Tanyanya.

"Boleh Skali Nak." Responku tak kalah senang.

"Menulis itu mengikat ilmu. Para ulama zaman dulu suka menulis. Kalau Hafshoh juga menulis, Hafshoh akan jadi orang hebat." Kataku serius.

Dia tersenyum lalu sibuk menulis lagi targetnya. Seperti biasa. Mimpinya menghafal Quran. Hadits. Ke Mekkah Madinah. Menghajikan kami. Jadi koki. Dll. Mimpi yang hadir padaku pun hampir gak mungkin terpikirkan.

Dulu dia pernah ingin jadi pemadam kebakaran. Trus ganti astronot. Ganti lagi presiden. Eh, sekarang koki internasional. Sama ustadzah di Madinah juga. "Kok dobel Hafshoh cita-citanya?" Tanya kami. "Oh, nanti gantian, misalkan pagi jadi koki, trus siang jadi ustadzah. Sore jadi presiden " Ucapnya kala itu.

Saya lalu melanjutkan soal target...

"Ada juga Nak namanya target jangka pendek. Bisa dihitung dan direncanakan. Misalnya... Bla bla bla. Saya jelaskan tentang kemampuan menghafalnya, saya lihatkan catatan kalender dan prediksi tanggal bisa selesai juz 27. Ini namanya target jangka pendek Nak. Kalau tercapai, nanti Hafshoh ceklis."

Kalian tahu? Saya ucapkan itu ke Hafshoh dengan ragam diksi demikian dan dia faham.

Tak usah heran. Sejak hamilkan dia, saya sudah dekatkan dengan buku. Dan ketepatan dia tuh natural learner. Pas banget dengan teori kalau ke dia. Alhamdulillah...

Adiknya nih Um, Bun yang beda buanget. Gimana donk? Yang diterapkan ke Hafshoh, dia gak suka. Sekarang mulai suka baca buku. Tapi disobekin sama dia. Hampir semua buku Hafshoh yang dulu terjaga, sudah robek halamannya.

Mulai suka mewarnai juga pagi tadi. Tapi saya yang disuruh mewarnai. Dianya main orang-orangan dengan pensil warna. Hem... Jadilah pemimpin yang hebat Nak. Kayaknya kita cocok jadi pengawas atau commander alias bos.

Tadi, dia sibuk ikutin kakaknya yang berteriak kegirangan ada paketan buku bacaan tiba. "Yeay, Alhamdulillah." Si Khidir tuh, ikutan senang. Dia juga ambil buku tapi, harus kami awasi. Takut buku baru itu terdampak seperti buku lain.

Barokallohu fiikumaa anak Sholeh dan Sholehah...

Wa Saripah_Ummu Hafshoh

2 Comments

  1. Wah Hafshoh mimpinya banyak banget, udah diatur waktunya pula gemesin anak ini dan salut sih. Bener, Mbak untuk menulis target enaknya dimulai dari yang jangka pendek dulu.

    ReplyDelete