Beberapa saat sebelum romadhon th 2011 (01 Juli 2011).
Saya menelpon adik saya yang kebetulan berada di Palu. Ajid. Setelah minta tlng teman untuk ngecek kelulusannya yg ditanggapi: oh ajit lulus.... perjelas sj di web pelulusan. Saya ngecek malamnya. Ternyata ... Dia lulus di program studi pend bahasa inggris FKIP Univ Tadulako. Sesuai keinginannya. Dia lemah di perhitungan, bukan berarti tidak bisa. Beda dengan saya yang sebenarnya lebih kuat di hitung-hitungan daripada berbicara. Yeah, tapi berhubung otak saya lebih banyak di training untuk tidak berhitung, jadi yah, tidak seperti dulu waktu SD yang kalau menghitung perkalian tanpa kalkulator (karena tidak punya, hihihi) dan kertas. Saya biasanya cukup memiringkan kepala sambil memicingkan mata kearah atas dan mulai mengalikan bilangan-bilangan besar dengan mengandalkan perhitungan abstrak. Namanya mencakar di langit. It was me… dulu.
Hem, ajid? Praktek moh. Waktu mau k SMU. Di tanya ke STM seperti kakaknya Shoffan, dia amat sangat emoh. Disuruh pilih jurusan, tidak ada satupun exacta yang akhirnya dia pilih sewaktu mendaftar di Universitas.
Me: ajit, mo pilih apa? (sy sebenarnya merasa pertanyaan ini justru lebih baik kalo: pilih nasi ayam atw nasi goreng? qiqiqi)
Ajid: apa saja yang ada selain ‘bahasa inggris’?
Me: banyak, lihat ini…
Ajid: tidak bisa bhs inggris saja kh?
Me: qiqiqiqi, jurusan pilihan ke 2 n ke 3 hanya sebagai jembatan. Klo u gak lulus di English. U masuk situ, daripada tidak masuk sama sekali…
Ajid: apa yang bagus di?
Me: matematika?
Ajid: aduh, lemah saya disitu… sa tidak suka. Fisika saja pale
Me: fisika juga hitung-hitungan..
Ajid: iya tapi beda. kalo fisika waktu di SMA sa suka.
Me: kalo di Unhalu fisika bagus, tapi semester awal mengetik sampe malam. Pake mesin ketik. Agak sulit perjuangan di situ.
Ajid: aduh, sa tidak mau saya yang begitu. apa pale?
Me: geografi? (inside; seperti isti)
Ajid: iya pale.
Me: yang ke 3 apa?
Ajid: kaka saja yang pilihkan…
Me: tehnik mesin? Seperti ofan?
Ajid: jangan yang itu. Sa tidak suka.
Me: tehik elektro?
Ajid: apa itu?
Me: setw q seperti mesin2 kecil, yang dalam2 x tv, komp, dll… mukin
Ajid: iya biar mi…. tapi Tanya dulu wa isti….
Setelah kami bertanya pada Isti, akhirnya iya… kita sepakat.
So, ternyata Alhamdulillah dia lulus di yang dia mau. English. Dia sebenarnya sudah terlihat kumat berbahasa inggris sejak kecil menginjak besar. Banyak lagu yang dia hapal tanpa teks. Hanya mengandalkan listening. Saya sih, lama kalo begitu, saya tipe audio visual. Jadi harus liat pi teks nya baru kuat sinyalnya. Bahkan dia yang sempat, berbicara bahasa inggris dengan nenekku, bapakku. Yang di respon aneh oleh kita-kita, kakaknya. Eh ajid!!!!???? Ajid: (dengan ucapan samar dan invisible dan mata sedikit melotot penuh makna dengan tangan ber ssssst): supaya bapak ada juga da tau.. we: qiqiqiqi. Ajid: ini namanya latihan. we: gubrak….
Kalo ber English ria, dia yang sempat: ih kaka ipa bahasa inggrisnya tidak bagus. Like this bro… you need to bla bla ….
Hem, itu sedikit tentang dia. Belum lagi tentang dia dan univ tadulako. Here it is……
Sewaktu saya menelpon.
Me: ajid, dimana korang tinggal? Dekat kampus?
Ajid: jauh, 7 kilo mukin
Me: oh, naik apa mi?
Ajid: angkot, tapi kemarin wa isti naek ojek, karena angkot belum operasi kalo libur mahasiswa.
Me: oh, berapa mi ojeknya?
Ajid: 8 ribu,
Me: kenapa tidak kos dekat kampus?
Ajid: astaghfirulloh kasian, kaka ipa disana bunga-bunga kampus nya kaktus…
Me (tidak mengerti n belum ngeh): maksudnya???
Ajid: kaka ipa tau toh kaktus itu hidup dimana? t4 kering, hanya butuh sedikit air …
Me: oh… he he he. Iya iya
Ajid: tidak ada kehidupan di sana. Bahkan kaktus-kaktusnya sudah mau mati.
Me: qiqiqiqiqi

0 Comments