Bukan Gagal

Bagi saya, setelah prosesi 2 kali hamil pasca yang pertama adalah perjuangan. Kehamilan pertama saya dengan riwayat preklamsi adalah kemungkinan. Kemungkinan untuk terjadi di kehamilan berikutnya 50%. Itu menurut penelitian. Hamil setelahnya adalah proses perang buat saya. Perang berdamai dengan nutrisi.

Hamil kedua tahun 2016, normal. Berhasil vbac ( Vaginal Birth After Caesaran). Tapi... qodarullah babynya mendahuluiku menemui penciptanya.

Apakah saya gagal?

Sebentar... saya respon setelah kehamilan ke-3.

Yang ketiga tahun 2018. Lahiran dengan CBAC alias sesar. Masalahnya?

Saya tidak ingin bercerita dengan masalahnya. Yang jelas semua normal. Kecuali posisinya yang masih tinggi, bayi besar, dan qodarullah saya stres dengan intervensi. Intinya, saya yang kurang tangguh.

Tapi... bagi saya, semuanya berhasil. Baik kehamilan pertama maupun kedua.

Kenapa?

Saya berhasil biiznillah melawan komplikasi kehamilan utamanya preklamsi.

Dengan apa? Ilmu dan usaha.

Apa usahaku?

Saya makan terus putih telur ayam kampung minimal 2 butir per hari sebagai sumber protein. Minum susu UHT. Madu. Buah sebagai sumber vit. C. Semuanya; si protein dan vit. C untuk memperkuat luka sesar. Sementara putih telur rebus dan UHT menurut sebuah penelitian bisa mencegah preklamsi terjadi.

Jadi? Kehamilan saya bukan tanpa edukasi. Saya belajar. Saya berusaha. Apatah lagi, riwayat sesar rawan RU. Ruptur Uteri alias robek rahim.

Orang lain? Ada kok yang tidak begini begitu dan lancar mulus tanpa masalah. Makan apa saja. Istilahnya, sembarang tanpa pantang.

Saya? Pantang ini. Pantang itu. Pengawet. Pemanis. Kuning telur. Gula. Dll...

Kenapa? Masih juga?

Padahal juga... Saya sudah khatam baca buku Amani Birth. Tetapi... Kontraksi dengan intervensi tidak semudah itu berdamai dengan saya. Kenormalan saya mendadak lenyap.

Yah... semua orang punya jalan hidup yang berbeda. Pemberian dari Alloh yang berbeda. Dan lain-lain yang berbeda.

Setelah vakum gagal, saya tetap bermimpi ingin lahiran di Nakes Xxxxh. Seorang nakes yang mengedukasi saya lewat vbac. Meskipun jauh jarak. Mimpi itu masih kuat tergambar.

Jadi... saya pikir, inilah saya. Dan saya tetap akan berjuang VB2AC kelak. Biiznillah. Semoga dimudahkan.

0 Comments