Pentingnya Ilmu Bagi Orang Tua
28
Maret 2015. Taklim hari ini di mesjid Pesantren Assulaymaniyyah ba’da sholat
ashr. Pembawa materi ustadz Syuhada. Alhamdulillah siswa yang hadir lumayan.
Semoga mereka tergerak hatinya untuk bisa melaksanakan kewajiban pokoknya
sebagai muslim. Di bagian ikhwan, ada
Syaifuddin, Muh. Haris, Juliarson, Andi Karnail. Di bagian akhwat ada Isnarni,
Sarna, Rina Deswita, Husmin, Sumarni, Lisanti, Hanisa, Sarah, Yulia Pandu.
Beberapa hal
yang saya dapat dan ingin saya share di blog ini adalah
Pertama, TAKUT
dalam bahasa arab menggunakan kata khouf dan khosya.
Khouf adalah
takut yang bisa terjadi, bisa juga tidak menimpa dia. Misalnya kita takut
terhadap ular. Bisa saja ular itu mengganggunya, namun bisa juga tidak.
Misalnya ketika ular itu kenyang, maka dia tidak akan ganggu.
Kata yang
satunya; khosya juga memiliki arti takut. Takut dengan penggunaan kata ini
lebih tinggi levelnya. Takut yang akibatnya pasti terjadi. Takut kepada Allah.
Kalau tidak, maka pasti nerakanya.
Kedua, bahwa
status keimanan kita harusnya siaga 1 selalu. Kita tidak punya jaminan akan
meninggal dalam keimanan. Dan perlu kita ingat, tidak ada ulama yang
bergampangan dalam dosa. Jadi, tetap bersiaga. Apalagi pada saat orang
meninggal, saat itulah masa dimana setan berkumpul dan merayu manusia yang akan
meninggal agar menjadi kafir, menjadi pengikutnya. Itulah pula hikmahnya orang
yang mau meninggal supaya ditalqin laa ilaha illalloh.
Ketiga, Malaikat
Mikail, sejak neraka diciptakan, dia tidak pernah tersenyum. Kenapa? Ya, karena
dia tau; mengenal Allah.
Berikutnya, Hudzaifah
Ibnul Yaman menafsirkan taqwa; bagaimana kalau kalian berjalan di atas duri?
Dia menjawab: kami akan hati-hati. Kemudian Hudzaifah menjawab; “seperti itulah
taqwa”.
Dan yang
lain, anak tergantung orang tuanya. Bapaknya dan Ibunya yang menjadikan dia
Yahudi atau Majusi. Lingkungan? Iya lingkungan bisa mempengaruhi. Namun,
sejatinya, kalau orang tua sudah membentuk anaknya, maka dia bisa menjadi baik
(yang ini saya tidak begitu ingat bagaimana kata-kata dari ustadz, tapi begitulah
kira-kira…).
Semangad jadi
ibu yang harus belajar lebih!!!
Diposkan !7 April 2015
2 Comments
Sukses terus jadi ibu dan jangan takut hehehe
ReplyDeletebetul ..
ReplyDelete:)