Ilmu

Setiap cabang, kalau kita ada ilmu, semua punya cara. Tak perlu pakai otot. Tak perlu pakai urat. Tak perlu pakai kekerasan.

Sama seperti ke Hafshoh. Dulu... sewaktu masih awal, saya pernah memukulnya. Sekali. Alhamdulillah, sekarang, tidak lagi. Total. Alhamdulillah. Saya bersyukur bisa menahan diri. Semoga bisa begini terus. Aamiiiin.

Ternyata, teori itu benar. Asal caranya tepat, anak bisa. Asal sabar mengulangnya dengan tepat, dia pasti bisa.

Tadi, saya terdiam. Marah dalam diam. Saya tidak mengekspresikan marah pada mata melotot atau tangan mengeram. Saya hanya mendiam. Mencoba berdamai dengan hati. Agar bisa memeluknya lekas.

H: Umi marahkah?

Saya diam. Dia nampak sedih.

Saya mengangguk. Dia meneteskan air mata.

Saya duduk dan memanggilnya. Saya memeluknya. Menjelaskan apa keinginan saya. Saya tidak memfokuskan diri pada kesalahannya. Saya fokus pada apa yang harusnya dia mengerti.

Semua itu untuk Hafshoh. Supaya Hafshoh tidak kena kotoran, kuman, bau. Kotoran itu bisa bikin penyakit.

Dia mengangguk.

Saya berterimakasih.

Saya tau ini lebih baik daripada memukulnya. Dan membuatnya jengkel pada saya. Saya tau, ilmu parenting akan menolak pemukulan tak beralasan  tepat.

Mari belajar jadi Ibu yang baik. Karena kita harus bersama bukan sendiri.

It needs a village to build a child.

Itu pepatah Afrika.

Wa Saripah

#Hafshoh

0 Comments