PART 1. WORKSHOP PENINGKATAN KEMAMPUAN RISET GURU DAN SISWA MTs/MA SE-SULAWESI TENGGARA TAHUN 2014
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Sulawesi Tenggara
Hotel Gand Clarion, 14s/d 16 September 2014
Jam 12.30 WITA, kami memasuki tempat ini. Register, check in. 2 hari
ini, yah masuk 3 hari sebenarnya; mulai minggu sampai selasa. Saya bersama
siswi saya, Anna Purnamasari, pindah tinggal. Saya dari kamar ke kamar lagi,
hanya yang membuatnya menjadi berbeda, kamarnya lebih baik, elegant, mahal, dan
tidak bisa saya bayar..hehehe, yup, dari kamar kos ke kamar Grand Clarion; 912. Let's enjoy this Anna.
Tidak ada yang membuatku wah, biasa saja dalam rasa. Anna pun saya lihat biasa saja, meski saya tak punya waktu untuk berbincang lama dengannya, menanyakan perasaannya terhadap clarion, serasa waktu utk itu tak ada. Setelah selesai materi, saya langsung melaju ke By Pass; tempat dimana Hafshoh saya titipkan ke neneknya. Saya hanya menanyakan kesiapannya saya tinggalkan di 912 sendirian. Dan dia tidak penakut.
Meski memang
banyak hal yang berbeda dari kehidupanku di kamar yang lain. Tidak ada semut,
tidak ada lalat meskipun makanan begitu banyak tersaji di meja2 makannya; baik
itu Pinisi 3 maupun Legend Coffee Shop. Tidak ada tangga untuk naik ke lantai
yang lebih tinggi. Serba efisien, pakai lift. Untungnya dulu sudah beberapa
kali mengalami naik lift, jadi tidak ji jantungan. Hehehe…
Clarion 912 itu …
Tidak seperti rumah. Hehehe, di rumah kalau masuk rumah qta melepas
sandal di depan rumah. Atau melepas sandal di depan kamar kalau kita sedang kos
(seperti saya untuk saat ini). Tapi di Clarion…hem,
saya selalu menganggapnya seperti kos saya di Bombana, melepas sandal di depan
kamar…hem, pasti lucu kalau yang liat…dikiranya saya tidak biasa masuk
hotel..tapi memang iya toh? Hehehe… this is my first time. Dan Alhamdulillah
saya merasa tidak malu melakukannya dengan tidak sengaja alias lupa. Hehehe
(tidak tahu malu? Sebenarnya tidak dalam artian “tidak tahu malu”. Menurut saya
malu itu adalah ketika yang kita lakukan membuat kita merasa malu. (lho? Nda
ada definisinya ini sa tulis. Yah, pokonya itulah).
Tapi sepertinya ceritanya terlalu saya percepat, mari mundur
sedikit ke bagian buka pintu.
Ditemani boy room kami memasuki 912.
Boy room: kunci ini (sebenarnya ini lebih mirip atm daripada
disebut kunci. Kunci itu ya, kunci dalam artian “alat yang memang pas buat buka
globe atau pintu”. Ni modelnya kartu) jangan dibuka. Biar disini saja ya bu.
Kalo dbuka nanti kuci nya tidak aktif (hem, seperti HP saja tidak aktif)
Me: trus?
Boy room: kuncinya 2 kan dikasi?
Me: iya, tapi kita juga 2 org
Boy room: oh, gini aj, (dia ambil kertas, dan dipasangnya pada
tempat kartu (sepertinya untuk mengganjal sesuatu)).
Boy room: ini jangan di buka ya bu.
Me: iya
Boy room mulai terlihat mau keluar, tapi tentu saja, saya masih
belum menguasai cara membuka dan menutup pintu ini.
Jadi saya: trus cara buka pintu bagaimana tadi? Hehehehe
Boy room: emm, sini kita keluar dulu..
Hem…untung pas keluar tidak ada orang. hehehehe
Jadi kami keluar dan melakukan olah TKP.
Dia mengajari kami membuka pintu dan memberitahu juga kalau pintu
ini tertutup secara otomatis. Hem, ada-ada saja.
Segalanya berjalan biasa, termasuk makan enak, cape duduk
(bayangkan sj jam 7 pagi sampe malam jam 10; hem) keolengan naik lift (kami d lantai 9 trus workshop nya d lantai 1, ditambah dengan d Bombana kami biasa lewati sawah), dll(everything
s normal).
Yang kurang biasa, adalah, ketika kami (Bu Rini; guru dari MtsN Kabaena dan saya) menoleh ke arah Anna dan Lita (siswi MTsN Kabaena) dan mereka hilang dari pandangan mata. kami hanya saling terka dan mengerti sembari mengangkat alis tanda setuju dan memahami. "Foto2 mungkin ke lantai 2" (ada kolam renang dilantai ini). Dan yang tidak biasa lainnya adalah ketika kami pulang, kami masih oleng
seperti masih dalam lift (hehehe). Cerita ttg isi kegiatan nanti lanjutnya ya. Yang
jelas kami disini untuk dikasi kerjaan buat karya tulis ilmiah tuk lomba tahun depan.
0 Comments