Hendak Kemana Engkau Bombana
20 April 2015. Saya sedang menunggu
pesanan bersama Hafshoh dan abuha. Hafshoh sedikit mau mencicip pisang goreng
keju. Jad yah, membungkusnya adalah pilihan terbaik. Harganya lumayan juga; Rp. 10.000 untuk 3 pisang yang tidak bisa dibilang
besar.
Ini penampakan warungnya...
Tidak lama lagi, adzan maghrib
pertanda waktu sholat maghrib, segera berkumandang. 10 meter dari tempatku menunggu adalah
bangunan yang dulunya dibangun sebagai gedung untuk kegiatan MTQ. Sekarang
difungsikan sebagai kegiatan masyarakat. Beberapa waktu ini, seni sedang
digalakkan, katanya.
Banguan yang dimaksud adalah Gedung Putih dengan sedikit campuran biru. Nampak dari jauh seperti kubah mesjid. MTQ memang selalu hadir dengan nuansa kubah mesjid kan?
Tapi, rasanya kurang pas apa yang
saya dengar sekarang dengan apa yang seharusnya saya dengarkan. Detik menjelang
adzan maghrib kian menapaki. Detik menjelang bersamaan alunan musik yang saya
pikir akan di’stop’. Namun, musik menggaungkan ‘goyang dumang’.
Saya merasa tidak nyaman dengan ini.
Saya tidak bisa memastikan bahwa mereka punya hak untuk itu, hanya saja, muslim
seharusnya tidak disitu untuk saat ini, ditambah dengan yang tampil dari
kejauhan sangat nampak kalau dia berjilbab. Saya anjlok memikirkan ini.
Terlepas dari setuju tidaknya saya
dengan ini, saya melihat, antusias penduduk dengan kegiatan seperti ini, nampak
lebih tinggi. Saya menunduk, bukan hendak mengambil daun yang berjatuhan,
tapi… sedihnya itu yah…
Saya jadi
ingat quo vadis…
Bombana,
Hendak kemana engkau dibawa?
Diposkan 05
Mei 2015
0 Comments