Dia Unik
Dia Unik
Ada banyak hal yang diungkapkan anak. Tak terlintas dipikiran kita, si dewasa.
Setelah jatuh tadi siang. Lari. Jatuh. Di aspal. Luka di lengan kiri.
H: umi... Sa tidak bisa lanjutkan hidupku. Tanganku diriku luka.
Me: hehehe...
Siapa coba yang tidak ketawa mendengar ini dari anak 5 tahun?
Tetapi...
H: kenapa umi ketawa?
Mengejek?
Me: astaghfirullah... maaf Nak. Hafshoh kesakitan pale...
Ini memang sudah saya terapkan. Kalau orang kesakitan tidak baik diketawai. Kasihan orang kesakitan. Masak kita ketawa?
Pelajaran untuk saya: selucu apapun anak, atau orang yang jatuh. Usahakan mengajarkan untuk tidak tertawa. Agar dia terbiasa berempati. Bukan mengejek.
______________________
Beberapa hari lalu, usai membaca buku.
Me: apa yang Hafshoh suka dari Zubair?
Hafsah membolak-balik halaman buku, sampai menemukan halaman bergambar awan.
H: ini umi. Zubair masuk surga. Saya suka.
Ok.
Keesokan harinya.
Me: Apa yang Hafshoh suka dari Imam Abu Hanifah?
Seperti sebelumnya, dia sibuk mencari halaman. Dan...
H: ini umi. Dia meninggal.
Me: ha? Hafshoh suka dia meninggal?
H: iya umi. Dia mau masuk surga itu.
Oh...
Saya memandangnya. Aneh.
Ting. Ting. Ting. Lampu menyala.
0 Comments