Wamponiki, 22 November 2017

Setiap orang punya mimpi tentang hunian. Serupa saya. Ada yang ingin rumah layaknya istana. Ada yang ingin istananya seperti rumah. Ada yang begini dan ada yang begitu.

Saya sendiri, ingin rumah kecil terbuat dari kayu. Sederhana tetapi berseni.   Sebuah teras, kamar tamu 1, ruang tengah 1, kamar tidur 3, ruang tamu 1, dapur plus ruang makan, sebuah gudang, dan 1 ruangan di luar rumah yang digunakan untuk mencuci dan menjemur.

Di halaman depan ada sedikit bunga. Lalu tanaman sayur, serupa tomat, lombok, terung, bayam, kangkung, labu, kelor.

Tanaman obat serupa jambu batu, srikaya, sambiloto, roghontoghe, daun paria juga nampang di bagian sisi rumah yang lain.

Di bagian samping, ada kolam ikan kecil. Berisi ikan mujair dan beberapa jenis lain yang bisa dipancing sesuka hati.

Beberapa ekor ayam memiliki rumahnya di atas pohon coklat tepat bersampingan dengan bunga sedap malam dan melati.

Terdapat lubang untuk sampah organik yang save. Berbagai limbah organik akan membusuk dan berdaur ulang sendiri untuk kembali ke asalnya, menjadi tanah.

Di tengah kebun sayur dan bunga di bagian depan, berdiri bangunan kayu berukuran 5x5 m. Tanpa dinding berbentuk panggung. Digunakan untuk tempat belajar dan berbincang sore lalu memetik sayur untuk dimasak setelah maghrib.

Ada keran dan selang air yang cukup panjang untuk memudahkan menyiram bunga dan berbagai tanaman lain pengundang burung dan hewan lain. Yah, merekalah yang menjadikan lingkungan rumah semakin hidup.

Memiliki hunian adalah mimpi, mewujudkannya adalah ibadah yang kuniatkan untuk diriku, keluargaku, dan untuk bumi.

Selesai.

Wa Saripah

0 Comments