NHW 5; LEARNING HOW TO LEARN

Oleh: Wa Saripah

Wamponiki, 23 Februari 2017


PROBLEM

Praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita!

Materi 5; Learning How to Learn cukup menarik. Sejatinya belajar adalah teori lama. Dalam artian, sudah sejak lama orang tau bahwa belajar ya seperti itu. Tetapi, sejatinya, pada prakteknya, harus saya akui, saya pribadi, baru tahun-tahun belakangan ini, mulai menerapkan belajar dalam artian yang sesungguhnya.

Dulu belajar juga, tetapi, entahlah. pembekasan itu seolah menyaratkan makna, saya belum belajar maksimal. Karena belajar itu bagi saya dulu, membaca, menghapal.  Ujian dapat nilai tinggi. Yess. Tetapi … Ilmu itu serasa hanya lewat ditenggorokan. Tidak bisa saya nikmati sensasinya. Tidak bisa saya pahami lewat hati dan upaya penerapan dalam bentuk tingkah laku dan sejenisnya.

Selain itu, di sekolah dulu, seolah, bagi saya pribadi, kita seolah lebih disukai bila sama. Jadi, begitu tampil berbeda, saya menjadi seolah berpikir, “Bagaimana caranya agar saya sama dengan mereka?” pikiran seperti inilah mungkin yang menjadikan saya sebagai pribadi dengan tingkat kemajuan yang boleh dibilang selayaknya jalannya siput. Lambat. Hal ini yang sangat saya tidak inginkan terjadi lagi, baik untuk diri saya, apalagi anak saya.

Selain itu, ada juga yang menumbuk saya selama ini. Yaitu, tentang aplikasi ilmu. Belajar ditandai adanya perubahan sikap kita. Sederhannya, ketika kita belajar tentang kebersihan, maka, praktekknya kita akan buang sampah hanya pada tempatnya. Jadi, hasil belajar kebersihan salah satunya adalah, saya mampu membuang sampah pada tempatnya. Jika saya masih membuang sampah di jalan ketika sehabis mengunyah permen, maka, sama dengan hasilnya 0. Hanya mendapat informasi, tetapi tidak saya praktekkan.

HOW TO SOLVE?

Menemukan masalah dalam suatu pembelajaran, adalah nilai positif bagi pembelajar itu sendiri. Dengan memiliki deretan pertanyaan, saya akan lebih bisa mengetahui, hal-hal apa saja yang perlu saya kuasai.

Yang diiinginkan dalam belajar disini, adalah praktek. Karena ilmu untuk dipraktekkan. Dan itulah ilmu yang bermanfaat. Maka, yang lebih banyak terjadi seharusnya; metode 6W1H untuk membuatnya menjadi pembelajar memiliki perkembangan kerangka fikir yang baik dan terampil bertanya.

Ibu jari : How
Jari telunjuk : Where
Jari tengah : What
Jari manis : When
Jari kelingking : Who
Kedua telapak tangan di buka : Why
Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one

Untuk metode ini, saya pribadi, sudah menjalankannya. Kebetulan, ilmu tentang anak yang fitrahnya bertanya sudah saya ketahui, sehingga, ketika anak saya bertanya, saya terus menyemangatinya. Dan Alhamdulillah, sekarang dia cukup baik dalam menjalankannya. Meskipun kadang saya harus gigit buku di pojokan, karea tidak tahu jawabannya.
Jadi, saya berusaha menjawab secara ilmiah mungkin berbagai pertanyaannya. Adapun pertanyaan yang tidak bisa saya jawab secara ilmiah dan membuat saya duduk gigit buku di pojokan, saya berkata padanya, untuk saya cari baik di internet, ataupun membelikannya buku, atau akan bertanya pada ahlinya.
Beberapa pertanyaan yang belum bisa saya jawab ilmiah dan masuk list PR saya;
1.      Kenapa bulan ada yang muncul pagi hari? Bulan kan malam munculnya!
2.      Siapa yang pertama kali dilahirkan? (ini sudah terjawab, saya langsung menanyakannya kepada seorang ustadz, dan jawaban yang saya berikan kepada anak saya adalah; yang pertama kali dilahirkan di dunia, adalah putra-putri Nabi Adam).
3.      Kenapa warna sabun kuning trus jadi putih saat dipakai mandi? Menjadi busa putih saat dipakai di badan? (Ini terinspirasi pada saat mandi menggunakan sabun cair warna kunnig, kemudian, sewaktu dia mengusap badannya, berubah jadi busa putih).
4.     

Anak saya; 1 putri berusia 4y6m, maka peran saya dalam proses pembelajaran anak saya adalah sebagai pemandu.  Sejak mengikuti matrikulasi ini, saya menjadi lebih focus untuk mencapai diri saya lebih baik. Meski belum maksimal, tetapi, saya berusaha sebisa saya. Ditengah kesibukan sebagai guru, apalagi ditunjuk sebagai ketua panitia Ujian Nasional, saya rasakan berat. Kalau disuruh memilih, saya ingin focus di matrikulasi. Tetapi, posisi saya, bukan pada posisi memilih. Hal inilah juga yang membuat saya berpikir resign. Ah, sudahlah, semoga ada jalan keluar terbaik untuk menjadi Ibu Profesional sesuai visi dan misi saya. Aamiiiiiin…

Berbicara tugas saya sebagai pemandu, maka saya harus bisa memandunya, utamanya menemukan passionnya. Juga yang paling utama dan focus saya adalah memandunya mengetahui bahwa dia adalah hamba. Hamba Alloh dengan rentetan kewajiban. Dan bagi saya, ini prioritas utama. Agama adalah filter yang akan digunakannya nanti untuk menyaring hal yang buruk. Mengambil yang positif untuk dirinya.
Untuk keperluan ini, saya menyusun design pembelajaran saya sebagai berikut:


DESIGN PEMBELAJARAN ALA WA SARIPAH


Untuk design pembelajaran, saya akan coba terapkan langkah berikut;
-          Belajar dengan bertanya menggunakan 1H6W
-          Belajar dengan mencari master di bidangnya (mungkin saya akan menemui kesulitan disini. Hal baru seperti ini, di desa, tentu saja akan membingungkan mereka. Namun, semua akan tetap masuk list design saya).
-          Belajar sesuai dengan kebutuhan dan kesukaan.


Untuk langkah ini, saya harus focus pada apa yang harus saya lakukan baik sebagai Ibu, maupun sebagai istri, termasuk saya sebagai hamba Alloh. Lalu, bagaimana saya akan melakukannya nanti, dll.

Saya juga harus mencari ahi di bidang untuk lebih memperdalam ilmu yang ingin saya focus di dalamnya. Saat ini, saya juga sudah mengikuti kelas menulis, yang menurut saya, ini adalah passion saya. Menulis dan belajar langsung pada ahlinya. Untuk bidang agama, saya juga sudah aktif mengikuti taklim pekanan yang diadakan oleh seorang ustadz,untuk memperdalam ilmu agama.


Dan langkah yang terakhir, saya akan mencoba mempelajari yang saya butuhkan dan menimbulkan rasa suka pada kebutuhan itu.



Sebelumnya, saya ingin share table pencapaian Hafshoh saat ini. Ini adalah bentuk aplikasi ilmu sebagai Ibu untuk anaknya. Tabel ini akan membantu saya dalam menyusun table selanjutnya. Agar lebih terarah dan sistematis.








Dan berikutnya, perencanaan saya dalam ilmu terhadap Hafshoh;

Sub Ilmu

Keterangan
Target
Tauhid

sedang dalam proses
tahun depan lulus
Adab
adab makan
sedang dalam proses
target tahun depan lulus
adab tidur
sedang dalam proses
tahun depan lulus
adab masuk WC
adab masuk rumah
adab keluar rumah
Akhlak

sedang dalam proses

baca Qur'an

√ sudah jilid 4 tahsin
tahun depan sudah bisa baca qur'an
pengetahuan

mengerti tentang Nabi, Shohabat, Malaikat, dll
Aurat

etiap keluar rumah memakai jilbab
Sholat

masih ikut-ikut, lebih banyak gak

Hafalan
sampai surat Asy-Syams
Juz 30 Bulan Oktober 2017
Tadabbur
Wisata
sebulan 6 bulan 1 x

membuat donat

on process membantu-bantu saja

ikut andil masak

on processs

plan ke ahli

proses mencari ahli

Hewan

on process

Tumbuhan

on process

Peristiwa alam

on process

percobaan lab

masuk list yang akan dipelajari
per tahun depan, harus ada 1 percobaan
cuci piring
kadang ikutan


cuci baju
kadang ikutan

tahun depa sudah bisa cuci baju
Menyapu
akan saya ikutkan

tahun depan sudah bisa menyapu
mandi sendiri
on process

tahun depan bisa mandi sendiri
bahasa arab
kosakata di PAUD

merapikan mainan


membaca buku


Trampil bercerita
Baru ad aide tentang ini
Metode demonstrasi, membuatkan panggung
Emosi

masih process memperbaiki



Sebagai tambahan, melihat pada beberapa sub ilmu, pegangan saya masih sangat kurang, maka saya akan membeli beberapa buah buku lagi, untuk menunjang ilmu saya. Bukan karena terpaksa, tetapi karena membutuhkannya sekaligus menginginkannya.

Untuk video yang berkaitan dengan pelajaran, saya terus terang masih terbatas. Misalnya, video anak tentang membuat kue, atau percobaan sains, ini masih belum saya miliki. Kendala HP yang tidak kompatibel, dan lain-lain. Mungkin, membeli HP baru harus saya targetkan, demi proses pembelajaran yang lebih baik.

Saya juga masih tertumbuk pada penemuan passionnya. It is totally new for me. Sejak dulu sekolah, saya tidak pernah disuruh cari passion. Saya tidak pernah tahu misi saya sesuai passion. Saya tidak pernah meninggikan gunung. Saya sukses meratakan gunung dengan menjadi hebat hampir disemua mata pelajaran. Tetapi kemudian saya sedih. Saya sedih, karena apa yang saya pelajari, tidak semua saya praktekkan dan pergunakan di dalam hidup saya. Inilah yang ingin saya jauhkan dari Hafshoh. Agar dia tidak terjatuh pada lubang yang sama denganku.



No.
Ilmu
Sub Ilmu
Strategi
1
Bunda Sayang (ilmu mendidik anak)
Mengenalkan ilmu agama; adab, akhlak, …
Memperbanyak membeli buku lagi

Mengikuti seminar parenting

Download video anak
Mengenalkan tentang makanan dan minuman yang sehat
Mengenalkan hufur hijayyah
Mengenalkan adab buang sampah
Mengenalkan merapikan dan menempatkan mainan pada tempat yang sesuai
Tidak Galak Pada Anak
Ikut taklim pekanan, dll
3
Bunda Cekatan (Ilmu mengengola Keluarga)

4
Bunda Produktif (Ilmu tentang minat, bakat, dan bagaimana Ibu Mandiri secara financial)
Terus menulis dan menghasilkan tulisan di berbagai media. Dengan sebuah mimpi menghasilkan buku untuk dikonsumsi umat.
5
Bunda Sholehah (Ilmu tentang agar dia bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga masyarakat)
Membeli dan membaca buku agama lebih banyak lagi

Menjadi bermanfaat untuk diri dengan memperbaiki kualitas diri, mengahdiri taklim, mendengarkan kajian, dan hanya menulis yang bermanfaat untuk dibagi kepada manusia lain.

Note: Untuk ilmu agama, insyaalloh saya sudah ada sedikit dasar. Sehingga, KM 0 untuk ilmu agama bisa saya akselerasi. Untuk kemudian, mempertimbangkan ilmu level berikutnya yang lebih spesifik. Atau paling tidak, mencoba menerapkan dan menyalurkannya ke anak.

Membeli buku tentang ilmu-ilmu pada table diatas, adalah prioritas utama. Selalu mengatakan tidak pada hal yang menarik tetapi tidak saya butuhkan. Kalau ini, Alhamdulillah, sukses saya terapkan kalau ada tukang kredit barang datang menajajakan barangnya ke sekolah tempat saya mengajar. Tetapi, untuk hal lain, semisal mengikuti kelas belajar, ini kadang masih ingin saya ikuti, padahal bukan prioritas. Yah … Inilah yang harus kembali saya kuatkan.

Adapun proses evaluasi, penilaian dilihat berdasarkan pengamatan dan proyek tertulis. Saya pribadi, merencanakan membeli sebuah buku untuk mendukung prosesi saya mengamati, dan mengevaluasi. Bila berhasil, maka harus bisa saya ketahui, dimana letak kehebatannya, dan bila gagal dan belum tercapai, saya harus lihat kembali, kenapa bisa gagal?

Apa yang baru saja saya ungkapkan, sangat mirip dengan CAR (Classroom Action Research) atau dalam Bahasa Indonesia, disebut PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Segala masalah yang ada dalam hidup. Harus kita tuliskan. Cari kemungkinan metode apa yang cocok, dan terapkan. Setelah itu nilai, evaluasi. Apakah berhasil? Bila iya, apa saja kekuatannya, dan bila tidak, apa yang kurang untuk dilengkapi dan diperbaiki di siklus berikutnya.

Terakhir…

Design pembelajaran yang coba saya terapkan pada diri saya dan anak saya, adalah bentuk kepedualian saya terhadap anak. Saya ingin menyukai dan mencintai misi saya setelah saya mantap dengannya. Melakukan yang terbaik, dan mau dan bersedia mengisi ilmu untuk memperbaiki peradaban dunia. Demia berpegangan tangan bersama manusia lain untuk menghindari dan menjauhkan diri dan keluarga dari api neraka.

Note:
What to do:

1.      Kurikulum diri saya sendiri yang masih coba saya sempurnakan

Gambar 2. Kurikulum Diri Untuk Kelak Saya Perbaiki

2.      Mencoba membuat program semester
3.      Mencoba membuat program mingguan

4.      Mencoba membuat program harian

0 Comments