Ngambek Stadium 4

Entah kenapa, Hafshoh sangat memilih soal pakaian. Mau yang ini, gak yang sana.

Baju yang terpilih, yang ukurannya kecil. Cocok buat dia setahun lalu. Bahkan ada yang pakaian dia sewaktu setahun.

Pakaian favoritnya, yang sudah sobek. Yang sudah dijahit sana sini. Tambal sulam.

Apa mungkin pengaruh, saya suka bacakan Kisah Umar bin Khottob yang pakaiannya ada yang ditambal?

Seorang teman, juga mengisahkan anaknya begitu. Masyaalloh... Ternyata, saya tak sendiri.

Siang ini, dia ngambek. Mau baju lain. Sementara, posisi sedang di kios fotokopi. Mau kembali ke rumah, rasanya tidak mungkin.

Nak, sabar di, nanti begini begitu bla bla bla bla...

Segala jurus tak di ACC. Saya memegang pundaknya. Menatapnya. "Hafshoh jangan dekat dulu." Ucapku. Emosi butuh diredakan.

Saya keluar. Saya mendengar dia mengikuti dengan tangis. Setelah beberapa detik. Berasa lebih aman. Saya membuka pintu. Menggendongnya.

"Hafshoh sabar ya..."

Dia mengangguk dalam peluk ummuhaa. Tangisnya mereda.

Kami masuk. Dan memilih membaca buku... Umar Bin Khottob.

"Kenapa Hafshoh suka Umar?"

H: karna ceritanya menarik.

Tentu saja saya kaget. Kalimat itu belum seharusnya digunakannya. Dia lalu bertanya. "Umi, menarik itu apa?" "Menarik itu... Bagus." Ucapku. Dia ber oh...

Terjawab sudah. Bisa jadi, dia sering mendengar kalimat ini entah dimana. Saya menanya menggunakan kalimat lain dengan tujuan sama. "Hafshoh, di buku Umar ini. Hafshoh suka yang mana? Gambar mana?" Tanyaku sambal membolaj-balik halaman buku Umar. Dia merespon dengan menyetop sebuah halaman. "Ini Umi... Umar berbagi dengan orang. Saya suka."

Pohon literasi kami pada day 6 terlampir pada pic.

#WaSaripah
#Day8
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

0 Comments