Suatu pagi.

H: Umi, apa bedanya heran dengan sinyal kah?

Me: Heran dengan sinyal?

H: Iya.
Me: Kalau heran toh, mirip seperti kaget. Misalnya, ada sapi sakit kakinya, tapi da bisa jalsn. Jadinya kita heran. Bisanya da bisa jalan, baru sakit kakinya. Bisa juga begini, Hafshoh masih kecil, tapi sudah bisa membaca.. jadinya orang heran, bisanya masih kecil tapi sudah bisa baca. Begitu Nak.

H: Kalau sinyal?

Me: sinyal itu, ... Misalnya Hape, ada sinyal baru bisa SMS dengan menelpon.

H: Maksudnya?

Me: Ada menara yang kasih sinyal, baru da sampe mi di kartu nya kita.

H: Umi.. sa tidak mengerti.

Me: sebentar pale sa carikan dulu gambarnya, supaya Hafshoh paham e?

Dia mengiya.
alam harinya, saya menunjukkan menara Telkomse* di sebuah gambar yang saya comot dari google.

Lalu saya jelaskan sesederhana mungkin.

Me: Menara seperti itu ada juga Nak di jalan ke Lambiku. Insyaalloh, nanti Umi tunjukkan nah.

Dia mengiya dan hendak lelap.

Note:
Jawab tanyanya dengan jawaban yang baik. Karena fitrah belajarnya jangan kita rusak.

Wa Saripah

0 Comments