Haritsah

Kala itu Hafshoh membaca buku berjudul "Kisah 20 Shahabat Peraih Janji Surga." Buku ini diterbitkan oleh Hikmah Anak Sholeh Yogyakarta. Tiba pada halaman 60 dia sibuk bertanya. 

H: Umi, Haritsah apanya Anas bin Malik?
Saya tentu saja tergagap. Saya tidak tau apanya itu Nak...

Me: Buku apakah Hafshoh baca? Coba Umi cek.

Hafshoh menunjukkan paragraf pertama pada halaman 60 buku itu.

Saya pun mulai menelaah.

Ada satu keluarga Al-Anshor. Keluarga itu adalah keluarga Haritsah bin Suroqoh bin Al-Harits bin Adhy... Dia adalah seorang shahabat . Sedang ayahnya yaitu Suroqoh juga seorang Shahabat. Sedang Ibu Suroqoh adalah Rubayyi' binti An-Nadhr. Ibu Suroqoh ini adalah Bibi Anas Bin Malik.

Pertanyaan Hafshoh tadi? Ada hubungan apa antara Haritsah dan Anas Bin Malik?

Baik... Ini agak ribet sih ya. Terapi insyaallah bisa. Saya mulai menelaah.

Ayahnya Haritsah adalah Suroqoh. Ibunya Suroqoh adalah bibinya Anas bin Malik.

Berarti Ayahnya Suroqoh sepupuan dengan Anas bin Malik. Maka, Anas bin Malik adalah Om nya Haritsah.

Benar jikah?

Seringnya Hafshoh membaca kadang membuat saya merasa unik dengan responnya ketika ada soalan.

Misalnya saja, kadang dia lebih suka pakai kata "minim" untuk menjawab yang artinya sedikit. Atau dikali lain, dia akan menjawab "nyaris" untuk menggantikan kata hampir.

Masyaalloh, saya kalah Nak.

Begitu berharganya mencintai buku, sampai saya harus siap membuatnya mencintai buku lebih daripada permen dan biskuit.

Mendekatkannya pada buku adalah jalur untuk membuatnya semakin unik. Ayo um, bunda, ukhti, mbak... Mari ajarkan anak mencintai buku dan hanya membaca kisah nyata yang ternyata demikian banyak tersebar dalam Quran dan Hadits. Ketimbang cerita fiksi yang faedahnya tentu lebih kuat pi cerita nyata. Nyata lho. Anak gak menghayal.

Wa Saripah_Ummu Hafshoh

#Hafshoh

Pic dari unplush

0 Comments