15 Februari 2015. Malam 2 hari lalu, sudah hampir menjemput esok hari. Setengah jam lagi midnight. Mata sejak tadi sudah mendesak mau menutup. Tapi… hafshoh masih begitu antusias dengan kesibukannya sendiri. Mulai dari loncat, tertawa, loncat lagi, lalu jatuh, lalu tertawa. Itu ji dia ulang-ulang. Bagi dia itu sesuatu yang membahagiakan malamnya. Yang tentu saja, bagi kami orang dewasa, kegiatan itu tidak penting untuk dilakukan saat seperti ini. Hanya menguras energy dan tidak berdampak baik untuk apapun.
Saya harus tetap melihatnya. Tersenyum ketika dia tertawa. Karena… kalau mata saya tertutup, dia akan datang dan berkata: umi buka matanya.
Me/ hem…
Yang paling berat adalah, setelah bosan dengan loncat-loncatnya, dia ingin saya membacakan buku ceritanya.
Hafshoh: H
Me:M
H: umi, bacakan cerita kisah awal kenabian. (ucapnya sembari memberikan bukunya yang sudah hampir 5 x saya bacakan malam ini).
M: besok mi di nak, (balasku dengan mengantuk)
H: bacakan umi!
M: umuki mengantuk nak. Besok mi nah…
H: nangis.
finally...
M: hem, mari-mari pale…

Semalam saya sempat baca di Klik Mi Ini kalau anak meminta membacakan cerita, secapek apapun kita, usahakan untuk tetap membaca.

Pun jangan menolak untuk membacakan cerita walaupun anda tak bersemangat. Karena hal itu  patut disyukuri karena semoga anak telah mencintai rutinitas ini. Aktifitas ini merupakan keuntungan tersendiri untuk Anda sebagai orang tua sebagai salah satu jalan untuk mendidik buah hati.
Harus tetap dibacakan ya...

0 Comments