Kelompok 2 Kelas Bunda Sayang, melakukan presentasi semalam. Judul yang diangkat, berkaitan dengan mainan dan gender.

Materi ini, cukup menarik buat saya baca. Ada beberapa hal unik yang bisa saya petik secara positif.

Berikut saya kopi kesini outline materinya...

_Presentasi Hari ke 2_
_Kelas Bunda Sayang Sulawesi 2_
_Game Level 11_
✨✨✨✨✨✨✨✨

🎈 *Mainan dan Peranannya dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak* 🎈
Oleh : Kelompok 2
👩 T. Nashrah
👩 Roslinda Laiya
👩 Novalia Abd. Rahman
👩 Nur Astuty

🎗 *Pengertian* 🎗

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sesuai gendernya, sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Fitrah ini sangat penting untuk dibangkitkan sejak dini agar fitrah seksualitas anak tumbuh sempurna dan tidak mengalami penyimpangan, agar anak kelak dapat memahami seutuhnya apa tugas dan perannya sebagai seorang ayah maupun seorang ibu

🎗 *Hubungan Antara Mainan yang Dimainkan dengan Proses Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak* 🎗

Secara umum mainan yang dimainkan oleh anak-anak adalah sama, tetapi ada beberapa permainan yang dibedakan menurut _gender_. Perbedaan ini sendiri sebenarnya timbul karena kebiasaan masyarakat sejak dulu yang cenderung mengganggap bahwa anak laki-laki lebih agresif dan selalu bermain aktif, sementara anak perempuan lebih kalem dan suka permainan yang kalem juga.
Hal ini yang kemudian menyebabkan mainan anak laki-laki biasanya lebih condong kepada permainan keterampilan spasial (misalnya balok-balok susun dan konstruksi), sementara mainan anak perempuan lebih condong kepada keterampilan verbal dan kreativitas (misalnya boneka atau bermain peran).

🎗 *Tantangan yang Muncul Karena Adanya Mainan Gender* 🎗

⏺ Mainan bergender membentuk gaya bermain anak
⏺ Mainan bergender membatasi jangkauan keterampilan yang bisa dijelajahi anak lewat bermain, mengurangi kesempatan anak-anak untuk mengembangkan minat dan bakat diri sampai ke batas maksimal
⏺ Terbentuknya _mindset_ anak bahwa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh  lawan jenis adalah memalukan untuk dilakukan karena akan mencederai fitrah seksualitasnya.

🎗 *Solusi* 🎗

⏺ Hadirnya sosok ayah dan ibu yang mendampingi sejak lahir sampai usia aqil baligh sebagai teladan perkembangan fitrah seksualitas anak
⏺ Sosok pengganti ayah atau ibu (jika tidak ada), harus memahami pendidikan seksual sesuai usia dan mengajarkan sejak dini agar anak tidak memperoleh informasi yang salah
⏺ Berimbangnya suplai feminitas dari ibu dan suplai maskulinitas dari ayah melalui kegiatan bermain
⏺ Memperkenalkan mainan tanpa embel-embel gender di awal untuk mendukung berkembangnya kreativitas anak
⏺ Jika anak tertarik dengan mainan yang 'tidak sesuai' dengan gendernya, orang tua bisa mengarahkan dengan menggabungkan mainan tersebut menjadi lebih netral.
Contohnya anak perempuan yang suka main mobil-mobilan, bisa ditambahkan dengan boneka sebagai penumpangnya, atau bermain konstruksi untuk membuat rumah boneka, dll. Untuk anak laki-laki yang tertarik ingin mencoba permainan memasak, orang tua bisa menjelaskan bermacam-macam manfaat dan gizi dari bahan masakan, memperkenalkan karya-karya seni indah yang tercipta dari masakan, dll.
⏺ Semua mainan sebenarnya netral pada gender apapun. Yang membuatnya tak netral adalah cara mainan itu dipasarkan. Oleh karena itu orang tua harus sebaiknya menjadi pendamping dalam setiap proses bermain anak untuk menjaga agar kreativitas yang tumbuh tidak akan mempengaruhi fitrah seksualitasnya kelak

🎗 *Media Edukasi* 🎗
Flyer dan Penjelasan
Link Media Edukasi :
http://bit.ly/2rUhbHn

*Referensi*

⏺ https://iwaza.wordpress.com/2017/03/31/mendidik-fitrah-keimanan-dan-bakat-anak/
⏺ https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/secara-alamiah-anak-akan-pilih-permainan-sesuai-gender
⏺ https://tirto.id/bias-gender-bisa-bermula-dari-mainan-ckVA
⏺ https://hellosehat.com/parenting/perkembangan-balita/pemilihan-warna-dan-mainan-untuk-anak/

Resume;

Secara ringkas, bisa dikatakan bahwa, sejatinya, mainan bisa dimainkan laku-laki atau perempuan. Yang penting, orang tua menemani dan membimbing.

Tak masalah seorang anak wanita bermain mobil. Namun boleh menghadirkan unsur feminim didalamnya. Misalnya, penambahan boneka di mobilnya.

Atau lelaki yang bermain masak-masak, juga boleh.

Yang tidak boleh adalah, anak laki didandanin ala wanita. atau sebaliknya. Berusaha menghadirkan fitrahnya sesuai gender, adalah usaha orang tua kala menemani dan membersamainya.

Demikian.

#WaSaripah
#LearningbyTeaching
#IIP
#BundaSayang
#TantanganLevel11

0 Comments