Ramadhan

Entah sudah berapa Ramadhan saya temui. Tiga puluhan lebih sampai saat ini.

Secara umum, Ramadhan adalah sesuatu yang spesial. Bulan penuh berkah. Bulan ketika pintu surga dibuka. Seperti pada sabda Rosulullah Shollallhu 'alaihi wasallam:

“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).

Silahkan merujuk pada sumber ini untuk penjelasannya;

https://muslimah.or.id/7450-setan-dibelenggu-di-bulan-ramadhan-mengapa-masih-ada-maksiat.html

Apa yang berbeda bagi saya?

Sejak dulu, keluarga saya, tidak begitu berubah dalam hal penyediaan makanan. Kami menghadapinya dengan menu utama nasi, ikan, sayur.

Kue dan minuman pembuka, tidak menjadi menu wajib. Dia kadang hadir, namun lebih sering alpa.

Entahlah... Tetapi, saya, bahkan saya lihat beberapa adik saya, mengkonsumsi makanan berat tanpa es ini, cake itu. Dan, kami biasa saja.

Ramadhan...

Bukan menonjol pada perubahan makanan pembuka. Jika terbiasa dengan makanan pembuka yang menarik, tentu saja boleh.  Tetapi... tidaklah juga salah, bagi mereka yang berbuka dengan segelas teh. Atau buah saja.

Ramadhan...

Bukan menyoal perbaikan pada menu yang lebih mahal. Tentu saja, menu variatif disarankan. Tetapi hukumnya tidaklah menjadi wajib.

Ramadhan...

Ia adalah perubahan sikap dan hatimu. Lebih baik kah? Atau lebih menurun?

Ramadhan...

Ia adalah tempatmu berebut. Memperebutkan posisi kebaikan. Memperebutkan membantu. Memperebutkan niatmu pada kebaikan.

Ramadhan...

Sudahkah saya berlari mengejarmu?

Karena rasanya, saya cukup lemah mencapai naik levelku.

Ia, sejak dulu, tubuh langsing ini, merasa lemah kala Ramadhan. Puasa dengan menahan makan dan minum, sementara tabungan energiku, bertahan tidaklah lama.

Entahlah... Ini adalah bentuk cobaan tersendiri.   Tahun ini, saya bahkan tak puasa.

Terkadang, saya cukup ghibtoh ketika mendapati, ada ibu hamil yang kuat berpuasa. Saya? Entahlah... Semoga keringanan dalam Islam terhadap kehamilan, bisa diterima. Sesuai dengan sebuah dalil yang sering saya dengar.

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla meringankan setengah shalat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui."

HR. An Nasai no. 2275, Ibnu Majah no. 1667, dan Ahmad 4/347. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

Ramadhan...

Semoga Allah memudahkan hariku esok lebih baik. Karena, rasanya, saya belum maksimal dibanding mereka yang merangkak menyambutmu.

#WaSaripah
#RumbelMenulisIIPSulawesi
#ChallengeMei
#Ramadhan

0 Comments