Hari presentasi ke-6, kemarin siang. Kelompok yang tampil adalah team 9EMILANG. Mereka memilih presentasi siang. Alasannya kalau malam ada beberapa kendala. Termasuk aral pada saat kirim tugas, bagi saya. Karena, kalau saya, sudah ngantuk duluan. Jadi, kirimnya besok. Hehehe...

Sekarang? Kirim tugas masih besoknya? Iya. Hehehe... Saya gak pegang HP kalau siang. Jarang sekali. Karena dipakai usaha suami. Jadi, sebisa waktu, saya ON via HP.

Ok... Sudah ya pembukanya, mari lanjut materi...

Judul: FITRAH SEKSUALITAS ANAK DALAM PANDANGAN ISLAM

Team penyusun dan pembawa materi 6EMILANG:
(Nurlaila Muhsal, Ricca Nourma Yusnitha, Hairi Yanah dan Zohra Inayah)

📚  📚  📚  📚  📚  📚  📚  📚  📚  📚  📚
*Fitrah Seksualitas Anak dalam Pandangan Islam*

💜 *Definisi* 💜

Saat berbicara mengenai fitrah seksualitas anak itu berarti kita bukan berbicara mengenai pendidikan seks anak, tetapi berbicara bagaimana kita menumbuhkan *pikiran, sikap dan perasaan* anak sesuai gendernya

Gender itu sendiri merupakan perbedaan-perbedaan perilaku, status, tanggung jawab,dan fungsi perilaku sebagai laki-laki dan perempuan

Fitrah seksualitas anak jika dirawat dan ditumbuhkan sesuai tahapan usianya dengan pendampingan penuh dari sosok ayah dan ibu, sejak 0-15 tahun kelak akan berujung pada peran Ayah Sejati atau Ibu Sejati

Namun jika tidak dirawat dan ditumbuhkan dengan baik maka akan berakibat pada  penyimpangan-penyimpangan seperti LGBT.  Atau setidaknya kelak akan menjadi sosok yang *gagap* saat menjadi Ibu atau *gagap* saat jadi Ayah

Menumbuhkan fitrah seksualitas anak dalam pandangan Islam adalah menumbuhkan sisi maskulinitas dan feminimitas secara paripurna oleh ayah dan ibu atau sosok yang menggantikan, yang dilakukan sesuai pembagian tahapan usia, yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam yaitu mengacu pada Al Quran dan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

💜 *Tantangan* 💜

1. *Orangtua harus menumbuhkan fitrah seksualitas dibarengi dengan fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas.*

Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri. Menumbuhkannya harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan. Sebuah tugas yang tidak ringan bagi para orang tua oleh karena itu proses penumbuhan fitrah ini dibutuhkan sebuah komunitas yang baik.

2. *Orangtua harus menumbuhkan fitrah seksualitas dibarengi dengan penanaman adab*

Menumbuhkan fitrah seksualitas harus dibarengi pula dengan gerakan penanaman adab dalam beraktivitas sehari-hari.
Adab menurut ustad Harry artinya nilai-nilai Kitabullah yang kontekstual, dengan dimensi ruang dan waktu, juga pelaku. Merupakan pengakuan akan derajat dan martabat sesuatu.

Menanamkan adab (QS 66:6) dan menumbuhkan fitrah (QS 30:30) harus berjalan selaras, keduanya adalah amanah dan tanggungjawab setiap orangtua.

Mendidik Fitrah itu inside out, bagaimana membangkitkan antusias, ghairah, kecintaan dari dalam (intrinsic motivation), karena semua potensi kebaikan sudah terinstall

Mendidik Adab itu outside in, bagaimana nilai nilai Kitabullah perlu ditanamkan sehingga memuliakan potensi fitrah.

Tanpa fitrah yang tumbuh paripurna, Adab akan sulit ditanamkan. Kalaupun bisa, tentu dengan cara pemaksaan bukan berangkat dari kesadaran dan dari dalam diri manusia. Manusia bukan robot, mereka beramal bukan mekanistik seperti mesin atau dengan “stick n carrot” seperti hewan. Manusia yang fitri dan Islami beramal karena niat yang kuat dari dalam dirinya dipandu Kitabullah.

Begitupula tanpa Adab, maka fitrah akan tumbuh menggeragas tanpa arah dan panduan. Potensi keimanan seseorang bisa melantur menjadi kebatinan, potensi bakat pemimpin bisa menyimpang menjadi diktator, potensi belajar dan bernalar akan ngawur menciptakan kehancuran, potensi seksualitas akan berkembang sesat menjadi LGBT dan sebagainya

3. *Adanya miss-information tentang makna fitrah seksualitas dan pentingnya menumbuhkan fitrah seksualitas sejak dini*

Mayoritas masyarakat masih menganggap fitrah seksualitas adalah berbicara tentang seks. Mayoritas masyarakat juga masih menganggap tabu mengajarkan tentang hal2 yang berbau seksualitas kepada anak. Masih dianggap bukan hal yang penting bagi sebagian kelompok masyarakat menumbuhkan fitrah seksualitas kepada anak sejak dini

Sedangkan akses informasi sangatnya mudah dan cepat dari berbagai media..termasuk tentang seksualitas. Maka selayaknya orangtua menjadi "guardan" terdepan terhadap keselamatan anak2 dalam menjalani perkembangan yang mereka lalui, terutama yang berkaitan dengan fitrah seksualitas. Kehadian penuh dan kedekatan peran ayah bunda yang berlandaskan ajaran Islam sangat diperlukan untuk menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak sesuai tahapan perkembangannya.

💜 *Media edukasi* 💜

1. *Buku bacaan bergizi buat Ananda*

Contoh buku bacaan bergizi terkait fitrah seksualitas :
📕Harry Santosa ; Buku Fitrah Based Education .
📕Adriano Rusfi ; Rangkuman Materi Kelas Bunda dan Pendidikan Femininitas
📕Septi Peni Wulandani ; Buku Bunda Sayang.
📕Elly Risman, Hilman Almadani dan Yuhyina Maisura ; Buku EnSexclopedia.Tanya Jawab Masalah Pubertas&Seksualitas Remaja.
📕 Syaikh Jamal Abdurrahman ; Islamic Parenting.

2. *Nasihat yang bijak*

3. *Cerita/kisah*
4. *Lagu dan Video*
Beberapa lagu dan video di link ini menjadi media edukasi untuk anak pre aqil baligh dalam menumbuhkan fitrah seksualitas :
https://m.youtube.com/watch?v=878HzqGwWp8&index=2&list=PLSmx-_WCqpRiZaml21U2K7y9X7Ek4vAfo&t=0s
https://m.youtube.com/watch?v=4GEmTNWG2Qs

Bagaimana menumbuhkan fitrah seksualitas menurut kaidah agama Islam :

*memberi nama yang baik sesuai jenis kelamin nya.*
Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أنهم كانوا يسمون بأسماء أنبيائهم والصالحين (رواه مسلم).

“Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang sholih”(HR. Muslim).

*mengajarkan toilet training*
Sehingga anak memiliki sikap hati-hati, mandiri, mencintai kebersihan, disiplin dalam melakukan hajat

*mengkhitan dan mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.*
Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga mengajari anak tentang najis.

*menanamkan rasa malu pada anak*
Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sedini mungkin. Jangan biasakan anak-anak,walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar bilik mandi, ganti pakaian, dan sebagainya. Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana Muslimah.Menutup aurat juga penting untuk menanamkan rasa malu sekaligus mengajari anak tentang auratnya

*menanamkan jiwa kelaki-lakian pada anak laki-laki lelaki dan jiwa keperempuan pada anak perempuan.*
Secara fisik maupun psikologi, lelaki dan perempuan mempunyai perbedaan yang diciptakan oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan, namun semata-mata kerana fungsi yang berbeda yang kelak akan dimainkannya. Islam menghendaki agar lelaki memiliki keperibadian maskulin, dan perempuan memiliki keperibadian feminin.Islam tidak menghendaki wanita menyerupai lelaki, begitu juga sebaliknya. Untuk itu, harus dibiasakan dari kecil anak-anak berpakaian sesuai dengan kodratnya. Mereka juga harus diperlakukan sesuai dengan jenis kelaminnya. Ibnu Abbas ra. berkata:
Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki (HR. Bukhori)

*pengajaran fitrah seksualitas melalui sholat*
Di dalam sholat pengajarannya dengan menjelaskan pembagian posisi shaf, laki-laki di depan sebagai imam/pemimpin, perempuan di belakang sebagai makmum.
Disini terlihat didikan buat anak lelaki yg disiapkan untuk memimpin perempuan bukan sebaliknya
Laki2 diwajibkan shalat di masjid dan perempuan lebih afdhal shalat di rumah.

*memisahkan tempat tidur anak*
Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat.Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berfikir tentang dirinya,tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di luar dirinya. Pemisahan tempat tidur merupakan cara untuk menanamkan kesadaran pada anak tentang kewujudan dirinya sebagai kepribadian yang berlainan dan disamping melatihnya bersosialisasi. Pemisahan tempat tidur juga dilakukan terhadap anak dengan kakak atau adik perempuannya, supaya dia menyadari tentang kewujudan perbedaan laki-laki dan perempuan.

*mengenalkan waktu berkunjung ke kamar orang tua (meminta izin di 3 waktu)*
Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan(kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum solat subuh, tengah hari, dan setelah solat isya.
Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka(Lihat: QS al-Ahzab [33]: 13)
Jika pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.

*mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata, QS. An Nur: 31*
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun,jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupanmanusia itu sendiri. Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar ataufilm yang mengandung unsur pornografi. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, filem,atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.

*memerintahkan anak perempuan berhijab bila telah baligh, QS. An Nur : 31*

✅*Mengenalkan mahram-nya*
Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja perempuan yang diharamkan dan yang dihalalkan telah ditentukan oleh syariat Islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar ditaati. Didik anak agar menjaga pergaulan kesehariannya dengan selain wanita yang bukan mahramnya. Inilah salah satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seks anak. Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa Islam mengharamkan sumbang mahram. Allah Swt telah menjelaskan tentang siapa mahram dalam surat an-Nisa (4) ayat 22-23

*Mengenalkan istilah Ihtilâm dan haid.*
Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia baligh. Adapun haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekedar untuk dapat memahami anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Jika Terjadi ihtilâm dan haid, Islam telah mengatur beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, antara lain kewajiban untuk melakukan mandi. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya, mereka harus diarahkan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang Taat.

Sumber bacaan :

https://www.scribd.com/doc/52606840/Pendidikan-Seks-Dalam-Al-Qur-an
https://ummuchelia.wordpress.com/2018/01/07/reviu-3-membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak/amp/
https://id.theasianparent.com/pendidikan-seks-dalam-perspektif-islam/
https://www.dakwatuna.com/2012/06/27/21327/pendidikan-seksual-untuk-anak-kenapa-tidak/amp/
Tulisan Ustadz Harry Santosa
Diskusi online dengan Ibu Dwi Ratna Anugerah, dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Closing Statement dari kami:

Menanamkan adab (QS 66:6) dan menumbuhkan Fitrah (QS 30:30) harus berjalan selaras, keduanya adalah amanah dan tanggungjawab setiap orangtua.

Apabila manusia tidak paham adab, maka ia akan salah arah dalam mengendalikan fitrah atau potensi-potensi yang dimilikinya, termasuk fitrah seksualitas. Karena ia belum mengetahui mana yang benar dan yang salah. Namun setelah manusia tersebut mengetahui adab, maka ia tidak akan keliru dalam memegang kendali utamanya (quwwat al-‘aql), sehingga ia juga dapat menentukan arah potensi-potensi yang lain menuju arah yang baik.

Selesai materi dari mereka.

Pertanyaan yang masuk seputar adab anak meminta izin ketika masuk kamar orang tua. Agar anak juga tidak melihat hal yang tidak boleh dilihatnya.

Lalu, tentang pemisahan kamar anak. Ini harus diupayakan secara maksimal. Baik yang jenis kelamin sama, apalagi anak yang beda jenis kelamin. Kalau rumah sempit, boleh pake sekat. Semacam triplek gitu mungkin. Yang jelas, mereka tidak boleh bersama. Atau, bila sejenis, laki-laki sama laki-laki, bisa pisah tempat tidurnya. Misalnya, kalau dipisah sudah sesak areanya.

Wallohu a'lam.

0 Comments