Persentasi ke-10 oleh kelompok Appakabaji. Terdiri dari Bunda Siti Khodijah, Bunda Ayu Ummu Nabila, Bunda Muthmainnah, dan Bunda Nunung Hasanah.

Judul yang dibawakan adalah MENJAGA FITRAH SEKSUALITAD ANAK DARI PENYALAHGUNAAN INTERNET DAN PORNOGRAFI.

Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.

*Tujuan Utama Membangkitkan Fitrah Seksualitas*

*Pertama*, membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya. Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan. Anak sudah harus bisa memastikan identitas seksualnya sejak berusia tiga tahun. Orangtua mengenalkan organ seksual yang dimiliki oleh anak. Ada baiknya dikenalkan dengan nama ilmiahnya, misalnya vagina pada perempuan atau penis pada laki-laki. Mengapa harus nama ilmiah? Ini menghindarkan pada pentabuan. Selama ini pembicaraan seputar seksuitas dianggap tabu oleh masyarakat. Karena penjelasannya seringkali tidak secara ilmiah. Hal yang tabu ini bisa mendorong anak untuk mencari-cari secara sembunyi-sembunyi. Dan ini pada akhirnya akan memulai datangnya masalah penyimpangan seksual pada anak. Orangtua harus menjadi pihak pertama yang secara jujur dan terbuka dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan organ seksual anak. Sehingga anak akan mampu dengan jelas memahami identitas seksualnya.

*Kedua*, mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya. Anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya. Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak. Sehingg anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan".

*Ketiga*, mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual. Ketika anak sudah lancar berbicara dan mulai berkativitas dengan peer groupnya di luar rumah, maka orangtua perlu mengajarkan tentang area pribadi tubuhnya. Area pribadi tubuh adalah bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh orang lain, kecuali untuk pemeriksaan atau untuk dibersihkan. Hanya orangtua ataupun dokter yang boleh memegang area pribadi ini. Ada empat area pribadi yaitu anus, kemaluan, payudara dan mulut.  Dengan demikian anak akan waspada kepada pihak-pihak yang akan melakukan kejahatan seksual padanya.

Bila anak sudah mengerti fitrah seksualitasnya, maka dia akan mampu melindungi tubuhnya dari kejahatan seksual. Anak yang fitrah seksualitasnya berkembang dengan baik, akan terhindar dari kejahatan seksual, baik sebagai korban maupun pelaku.

*Tantangan yang Ingin Kami Angkat dalam Persentasi Kali Ini*

*Tahukah anda?*

Survei Kementerian PPPA: 97% anak terpapar pornografi (https://www.google.co.id/amp/www.metrotvnews.com/amp/Wb726JMN-survei-kementerian-pppa-97-anak-terpapar-pornografi oleh Eko Nordiansyah, 16 Maret 2018 20:55)

*Dampaknya?*

Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Roviqoh pada tahun 2002, melaporkan bahwa responden yang terangsang telah menonton tanyangan porno sebesar 84,4 persen dan sebanyak 2,2 persen berakhir dengan melakukan hubungan seksual dan 31,5 persen melakukan onani/manstruasi. Dari 92 persen responden yang terangsang oleh pornografi sebesar 90,2 persen terangsang karena adegan seks dalam film. Pornografi menyebabkan dorongan seksual tinggi pada
responden remaja laki-laki sebesar 50,1 persen dan pada perempuan sebesar 5,1
persen. Ini membuktikan terpaan pornografi khususnya dalam bentuk video mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku seksual menyimpang yang selama
ini terjadi dikalangan remaja. BAGAIMANA BISA??

Berikut tahapan seseorang mengalami kecanduan terhadap pornografi hingga merusak otaknya:

*_Pertama,_* melihat. Biasanya, pertama kali orang terpapar pada pornografi yang ‘halus’, karena melihat iklan pakaian dalam, iklan sabun, atau iklan apapun yang menunjukkan kemolekan tubuh wanita.

“Itu adalah tombol On untuk memasukkan muatan porno selanjutnya secara bertahap dan bertingkat,” ujar Rahmi Dahnan, S.Psi., Psikolog dari Yayasan Kita dan Buah hati.

*_Kedua,_* Mulai Kecanduan. Setelah terpapar untuk pertama kalinya dengan sangat ‘halus’, orang ingin kembali melihat gambar yang sama. Mengapa? Karena ketika melihat pornografi, dirinya merasa senang dan nyaman akibat aktifnya senyawa dopamine di otak.

*_Ketiga,_* penurunan kepekaan dan peningkatan. Begitu proses awal kecanduan di atas telah terjadi, mulailah timbul dorongan kuat pada dirinya untuk meniru apa yang pernah dilihatnya.

Tanpa disadari, orang akan merasa bosan dengan gambar pertama yang ia lihat, lalu menginginkan gambar atau tayangan yang semakin meningkat kadar pornonya.

*_Keempat,_* Setelah berkali-kali melihat pornografi, seseorang akan mengalami peningkatan frekuensi melihat.

*_Kelima,_* peniruan perilaku.

KASUS LAIN:

*Sempat tahu dan was-was kah bunda dengan berita maraknya komunitas LGBT dan pedofil yang beredar di medsos?*

https://m.detik.com/news/berita/d-3447166/loly-candys-group-dan-darurat-ancaman-predator-anak

Kasus di atas baru 2 contoh penyimpangan seksualitas yang sangat mengkhawatirkan generasi kita di era digital saat ini. Khawatir saja tidak cukup, bukan?! Kita sebagai orang tua wajib mencari solusi agar tidak menjadi bagian dari 2 kasus di atas. NA'UDZUBILLAAH...

*SOLUSI*

A. Tanamkan nilai-nilai agama pada anak sejak dini

B. Memperkenalkan pendidikan seks sejak dini sesuai usia

C. Tanamkan budaya malu utk tidak menunjukkan 'bagian pribadi' maupun melihat 'bagian pribadi' orang lain

D. Kerjasama ayah dan bunda dalam membersamai buah hati sesuai gender dan usia anak

πŸ’0-2 tahun anak laki2 dan anak perempuan didekatkan pada ibunya
πŸ’3-6 tahun anak2 harus dekat dengan kedua oraang tuanya untuk keseimbangan emosi
πŸ’7-10 tahun anak lelaki didekatkan pada ayah dan anak perempuan didekatkan pada ibu karena pada saat ini egosentrisnya mereka bergeser ke sosio sentris anak2 sdh paham tanggung jawab moral,dan diumur ini sdh diperintahkan shalat
Dan seterusnya seperti yg telah dibahas oleh kelompok sebelumnya.

E. Jadilah orang tua yang 'asik' dan bahagia dalam membersamai anak guna terjalin keterbukaan dalam berkomunikasi dengan anak.

F. Cari waktu yang tepat untuk mengedukasi secara tegas bahwa pornografi dapat merusak otak dan konsekuensi dari zina secara agama maupun realita yang akan dihadapi setelahnya.

G. Jaga anak dari penyalahgunaan internet.
Berikut 8 cara tersebut:

1) ajak anak untuk menceritakan kehidupannya di media sosial, tentang apa saja yang mereka lakukan di media sosial.

2) berikan pemahaman kepada anak bahwa like, komen, follow dan semua interaksi di dunia maya belum tentu menjadi cara terbaik untuk membangun nilai diri.

3) jadikanlah sesekali penggunaan internet bersama anak-anak sebagai salah satu cara menghabiskan waktu dengan keluarga

4) matikan fitur share location untuk menghindari orang asing mengetahui dimana anak berada

5) ajarkan anak untuk tidak mudah membagikan informasi pribadinya di internet, khususnya kepada orang yang tidak dikenal

6) Gunakan pemantau aktivitas online dan akses yang terbatas untuk situs yang tidak diperuntukkan bagi anak

7) letakkan komputer/laptop/alat akses internet hanya di sekitar bagian rumah yang terjangkau oleh pengawasan orang tua

8) cek rating dan review dari konsumen yang menggunakan aplikasi atau situs atau game yang dikonsumsi oleh anak.

πŸŽ€ *MEDIA EDUKASI* πŸŽ€

https://youtu.be/Y6Ve9vVFYoY

https://youtu.be/i7Coaf6aWsM

https://youtu.be/O9rMmjVa5QI

πŸ’Sumber: πŸ’

http://googleweblight.com/i?u=http://www.deestories.com/2017/08/pentingnya-membangkitkan-fitrah.html&hl=en-IDi

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5610/

https://www.afrakids.com/8-cara-menjaga-anak-dari-penyalahgunaan-internet-2/

Buku Fitrah Based Education oleh Ust. Harry Santosa

https://www.google.co.id/amp/www.metrotvnews.com/amp/Wb726JMN-survei-kementerian-pppa-97-anak-terpapar-pornografi

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3109

Soalan

Usia berapa anak diberi gadget?

Usia diatas 15 tahun. (Sudah faham mana baik buruk dengan edukasi awal jauh sebelumnya)

Sebenarnya sy blm menemuka sumber valid terkait usia brp anak dikenalkan dg medsos.

Tapi ada yg anjuran mengenalkan medsos dg bbrapa pertimbangan:

1. Anak sudah siap/blm

Disini org tua harus mendampingi sblm memberi ijin. Edukasi bahwa like,  komen follow share dan sejenisnya tdk utk meningkatkan nilai diri kita di hadapan teman medsos.

Serta edukasi2 lainnya yg mengkhawatirkan jika trjun ke medsos.

2. Setiap medsos punya batasan usia yah bund.

Utk fb n twiter minimal usia 13 thn.

Dan rata2 smw medsos mengharuskn minimal usia 18 thn.

3. Gunakan pengaturan privat

4. Buat jadwal dan aturan tegas dlm ber mmedsos

5. Pantau perjalanan kehidupan medsos anak

Intinya, HARUS DIDAMPINGI,  sampai anak bisa bertanggung jwb sndri mnjalankan medsosnya.

CLOSING STATEMENT dari pemateri:

πŸ’ Pendidikan agama sangat penting bagi anak sedari dini, tauhid,  akhlak,  adab pergaulan.  Adalah PR besar bagi keluarga muslim. 

πŸ’Sebaiknya hindari memberikan gadget pribadi kepada anak dibawah 17 tahun,  kalaulah darurat mau diberikan , berikan yang handphone monochrome.  Jadi hanya bisa buat sms dan menelpon saja. 

πŸ’ Kalau berlangganan wifi di rumah,  komputer / PC jangan menghadap ke tembok,  agar bisa dipantau apa yang mereka lihat,  dan letakkan di ruang tengah atau yang bisa dijangkau oleh pengawasan orang tua.  Jangan berikan laptop atau PC di kamar anak.  Semakin mempermudah mereka mengakses situs porno.

πŸ’  Beri batasan gadget time bagi anak,  misal anak mau meminjam hp kita,  maka berikan pengertian bahwa hp sebatas dipinjamkan dan ada batasan waktunya. 

πŸ’ Orang tua juga harus memberikan teladan,  tidak terus menerus bermain gadget di hadapan anak.  Faktor inilah yang kadang memicu penasaran anak untuk melihat juga apa yang ayah bundanya lihat.

Demikian yang bisa saya kopi. Beberapa materi penting untuk dijadikan bahan bacaan. Ilmu lagi ya...


#Day10

#Tantangan10Hari

#BundaSayangSesi11

#IIPSulawesi

#LearningbyTeaching

1 Comments