23 Maret 2015. Tadi malam mengantuk sekali rasanya. Saya sudah tidur duluan. Tiba-tiba Hafshoh menginjak kaki saya yang lumayan sakit. Saya sempat teriak.
Tiba-tiba Hafshoh: sssst...! jangan ribut orang tidur. (katanya sambil menaruh telunjuk di bibirnya)
Saya teringat beberapa malam lalu, melakukan ini ketika Hafshoh sibuk dengan tangisannya. Dan inilah yang dia balikkan ke saya.
Me: hehehehehe. Iya di...
Tidak lama sayapun sudah terlelap.
Pelajaran yang saya ambil dari kejadian ini adalah, Hafshoh mengikuti apa yang saya lakukan ketika dia menangis atau mengamuk malam hari. Saya mulai memikirkan cara untuk mendiamkan atau membuat Hafshoh lebih tenang. Saya harus temukan cara yang mendidik agar ketika saya yang misalnya ribut, dia akan mengingatkan dengan cara yang sama.
Bukankah kita harus memberinya potret keteladanan yag baik? Saya sempat menyadur sebuah buku:

Ia merupakan salah satu tahapan penting, paling banyak manfaatnya dan lebih tertanam di dalam jiwa anak. Karena suka meniru termasuk karakteristik fase pertama. Kita dapat melihat anak meniru Ibunya yang seang sholat, ikut rukuk ketika Ibunya rukuk dan ikut sujud ketika Ibunya sujud. Serta hal-hal lain yang dapat kita saksikan siang dan malam (Salim Sholih Ahmad Ibn Madhi. 2011. 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama. IslamHouse.com)
 
Di poskan 13 April 2015

0 Comments