25 Maret 2015. Satu hal yang kita ingin terwujud di masa lampau namun kenyataan berbicara lain adalah bentuk penyesalan (baca: pengandaian yang tidak terjadi). Kalau dalam Bahasa Inggris namanya conditional sentence type ke-3. Kekurangannya adalah informasi yang telat kita dapatkan. Dari dulu ternyata banyak info-info tentang berbagai lomba karya ilmiah maupun lomba lain dengan judul menulis. Tapi, saya tidak pernah ikut dan saya tidak begitu menekuni mencari info nya.
Ini baru namanya menyesal...
Saya berusaha mencoret kata menyesal itu, menipex nya menjadi mencoba ikut. Supaya lebih terlihat positif. Aura positif selalu dibutuhkan untuk bisa maju. Hapus mental blok...
Hal ini tentu saja, menjadikan saya harus selalu berpegangan erat dengan internet. Dan rupanya sampai saat ini, inilah penghalangnya.
Modem yang habis di duduki Hafshoh, akhirnya putus sambung dengan koneksi. Bahkan sudah sampai pada taraf sim card is invalid dan sejenisnya. Hal ini juga karena besi-besi tempat kartunya hilang juga. Akhirnya bukan hanya pada koneksi tapi juga pada kartu yang menjadi invalid. Tidak terbaca. Hehehe...
Semakin rusak saja ini modem. Dari 1 jam kita duduk peluang koneksi tersambung ada dalam hitungan detik. Ada pengaruh yang signifikan antara modem dengan tekanan darah. Hehehe. Seperti jengkel juga. STOP IT. Cara yang terbaik adalah... hentikan penggunaan modem ini. Museumkan saja. Tahun ke-3 sudah, sejak prajabatan saya di Makassar tahun 2012.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari ini adalah; pro aktif mencari informasi di internet tentang segala lomba yang sesuai dengan kompetensi. Modem? It’s a big problem for me.
Itu saja untuk saat ini.
Diposkan 3 April 2015

0 Comments