Raha, 18 Agustus 2015. Hari ini selasa. Oh ya, kemarin sore, saya mengajak Hafshoh ke toko ATK. Letaknya tidak jauh dari rumah. Pas depan kantor polisi sektor Katobu. Nama tokonya? Saya tidak perhatikan. Hehehe...
Di sana saya membeli pensil, polpen, map, dan rencananya juga mau membelikan Hafshoh buku gambar. Tapi, seperti kejadian sebelumnya di MGM (salah satu swalayan kecil di Raha). Saya juga menawarkannya buku gambar dan buku belajar menulis yang hampir setiap cm covernya gambar makhluk bernyawa. Dia tolak mentah-mentah.
Ini adalah kali ke-2 saya mencoba membujuknya. Harapan saya, dia mau. Supaya dia bisa latihan menggambar kan...Masalah covernya yang berbentuk mahluk bernyawa, kan bisa direvisi, dengan mencoret atau menggunakan jurus-jurus lain untuk menutupinya.
Me: Hafshoh! Beli buku gambar nah!
Hafshoh: ia.
Me: ini. (saya menyodorkan buku gambar yang paling sedikit gambar bernyawanya, dan segera membukakan isinya) Ini bisa untuk Hafshoh menggambar.
Hafshoh: tidak mau ummi. Berbentuk ini.
Me: nanti kita coret matanya.
Hafshoh: tidak mau ummi! Berbentuk!
Me: hem, iya pale.
Dimana bisa dapat buku gambar minus gambar berbentuk yah? Saya ingin sekali membelikannya buku gambar. Yeah, untuk dicoretnya. Atau, saya membeli buku gambar dan menempelinya dengan bagian yang aman dari gambar bernyawa?
The second option is better.
Hafshoh berhasil dididik untuk tidak menyukai gambar bernyawa. Semoga saja bisa bertahan terus. Hanya saja untuk boneka dan gambar baju, hal seperti ini belum. Ada missing link yang perlu saya benahi dari sistem pendidikan yang saya gunakan untuk Hafshoh.
 Dipublish 18 Agustus 2015

2 Comments

  1. bikin sendiri aja buku gambarnya, beli karton putih terus dipotong-potong dan kelip jadi deh

    ReplyDelete
  2. wah iya yah..trimakasih sarannya...kok sy gak kepikiran yah....

    ReplyDelete