Jika Arti Kaya

Jika arti kaya adalah kau menyerap uang dari orang lain dengan keuntungan yang besar, maka, saya sedikit jauh dari itu.

Minggu lalu, seorang anak datang ke kios. Menjelang siang. Di hari Jumat.

Dia: Bu, kalau fotokopi ini 16 ribu kah?

Saya mengecek halamannya, dan menghitungnya.

Me: 24 ribu de.

Dia: kalau 16 ribu tidak bisa?

Me: tidak bisa. Biar mi 20 pale.

Dia: ada lagi uangku seribu. 17 ribu.

Me: kelas berapa kamu?

Dia: kelas 1 (7 MTs).

Saya menimbang. 24 dan 17 itu kalau untuk fotokopi jauh kasian. Kalau 2 ribuan, saya mungkin akan berbesar hati.

Tetapi...

Anak ini menunggu saya menimbang.

Ya Alloh...

Dengan galau dan berat hati, saya meringankan hati.

Me: biar mi pale de.

Tidak tega. Rugi gak apalah. Saya niatkan bantu dia. Toh, Alloh bisa memberiku pahala kalau saya tetap bersabar.

Saya mengkopi.

Tiba-tiba, anak itu pamit.

Dia: Bu, masih lama di... Saya mau sholat Jumat dulu.

Saya langsung berbinar. Ternyata yang saya tolong anak yang sholat. Saya bersemangat.

Syukurlah. Tidak banyak ji rugiku. Ada untungnya menolong dia. Dia sholat.

Tiba-tiba lagi...

Seorang bapak datang ketika kopian sudah selesai.

"Bisa kopikan ini rangkap 6?" Ucapnya.

Saya bersemangat. Rezeki mungkin ya. Sapatau ini balasan.

Kopi rangkap 6 itu pekerjaan enak. Soalnya mesin saya otomatis. Jadi tidak lagi disusun, tersusun sendiri halaman 1-dst.

Tiba-tiba lagi, saya memandang mobil yang ditumpangi bapak tadi. Mobil angkot. Penumpangnya saya lihat gusar.

"Pak, kalau buru-buru tidak bisa. Itu mobilnya menunggu."

"Berapa menit kah?"

"Bisa lebih dari 5. Apalagi kalau dijilid."

"Iya. Itu dijilid."

"Saya tidak enak Pak." Ucap saya memandang mobilnya.

"Lain kali pale di."

"Iya." Ucapku pelan. Membiarkan rezeki pergi.

Ah.... sepertinya rezeki itu bukan untukku.

Tiba-tiba lagi

Setelah dia pergi, dia kembali lagi.

"Bu, mereka bilang, mau menunggu."

"Iyekah? Baelah baelah baelah (ini logat Upin Ipin, saya tidak berbicara seperti ini lho...).

Saya lalu mengkopi. Rangkap 6. Setelah satu rangkap selesai, saya hektare dan saya jilid.

Dia: "Biar mi satu rangkap saja pale."

Me: ini sudah 6 rangkap Pak. Mesinnya sudah jalan kopi. Otomatis. Tersusun juga langsung Pak. Jadi tidak diatur lagi halamannya. Tersusun sendiri.

Dia: syukurmi pale.

Saya menunggu rangkap kedua, lalu ketiga, dst sampai 6.

Yang selesai saya pisah. Langsung saya jilid. Bapak tadi membantu saya mengisolasi yang sudah saya beri lakban.

Alhamdulillah. Dia membayar 60 Ribu.

Sudah kukata. Rezeki tidak kemana. Mungkin saja itu balasan menolong anak tadi.

Entahlah...












1 Comments

  1. bener ibu, rezeki itu datang dikala kita menolong orang dengan tulus. dan itu sudah ibu, buktikan :)

    ReplyDelete