Riba

Setelah dulu demi untuk menyelamatkan nyawa Hafshoh saya terpaksa ingin riba. Namun Alloh memberikan jalan lain. Gratis tanpa bayar seperpun. MasyaAlloh... Sungguh jalan tertutup, tetapi banyak pintu lain bagi,Alloh.

Itu clear. Saya tidak jadi riba.

Lalu... Ketika tahun ini, kami memulai usaha, kami putuskan menunda. Karena modal.

Mau ke bank?

Saya big no kalau riba. Sejalan sama suami. Mau perang melawan Allah? Yakin? Kuatkah melawan?

Tidak.

Lagi-lagi, ada orang baik yang tidak perlu saya sebut disini. Untuk memfolkan pahala beliau. Membantu modal 10 juta. Masyaalloh. Saya langsung hubungi Um Junaidi @Sri Sumartin.

Dia membantu saya, dengan itu, saya bisa mencicil mesin fotokopi seharga 20 juta.

Setelah usaha sebulan. Datang lagi setan mengganggu.

Dia mulai membisik hati.

Eh, itu kalau mesinnya 2, untungnya pastikan dobel. Bisa rekrut karyawan.

Gak. Gak. Gak.

Kata-katamu manis. Tetapi saya tidak mau stres karena riba. Godalah orang lain saja. Yang semoga dia juga menolak.

Riba itu, manis. Tapi, tiap bulan, hatimu seperti tercekik. Mungkin hidupku bisa tak tenang.

Apalagi, Alloh sudah menegaskan. Akan menghancurkan riba.

Jangan lihat yang nampak oleh mata. Karena kadang yang nampak begitu menipu.

Semoga tetap teguh untuk tidak riba. Bantu kami dengan sharing tulisan ngeriba. Ngeribanget.

Wa Saripah

0 Comments