Karena Keringat Begitu Berharga

Sudah beberapa kali, saya melewati toserba pas ketepatan ini. Melihat truk pembawa minuman air putih sejenis dos aqua gelas. Dua orang berbantu menggotong 3, 4, atau 5. Mungkin juga 6. Saya gak tepat ingatnya. Itu satu orang lho...

Melihat itu... Saya miris. Itu punggung, layaknya dibebani dos-dos berisi begitu?

Saya memutar kepala, demi tetap melihat mereka. Bukan karena kenapa sih.

Maksud saya, tidak,adakah alat bantu yang didorong-dorong, biar lebih mudah dan tidak memberatkan punggung?

Seberapa kilo kah punggung mampu memikul?

Saat ini, saya tentu bukan siapa-siapa. Saya hanya bisa melihat, sedih, berdoa, dan menulis.

Suatu saat nanti, jikalau Alloh menakdirkan saya memiliki dan meramut para pekerja, semoga saya bisa mewadahi mereka dengan alat yang bisa meringankan dan menciptakan pekerjaan mereka.

Semoga saya tidak hanya bisa menulis dan menilai. Karena saya ingin berbuat. Semoga dimudahkan.

Selesai dulu

Wa Saripah

0 Comments