Raha, 23 Agustus 2013. Sebelum masuk ke inti tulisan. Judul kok kayak begitu yah? Hem, Maklum, kalau masalah judul, saya lebih memilih 'berpangku tangan'. Idiom ini kan artinya diam tidak bekerja yah. Agak kaku sih kalau untuk kalimat itu. Tapi sudahlah.
Yang mau saya ceritakan bukan tentang idiom itu kok. Begini ... Malam sedikit jauh dari jam 9 tadi. Hafshoh mengeluhkan telapak kakinya yang sakit. Begitu Abuha perhatikan, ternyata semacam kayu halus kecil, lebih kurang seperti ijuk, kecil sih. Tapi yah, namanya asing, artinya harus dikeluarkan agar tidak menjadi masalah. Berwarna hitam tertancap di telapak kaki kirinya.
Tentu saja harus SEGERA dieksekusi. Kami mencoba cara sederhana dengan memencetnya keluar. Hafshoh berteriak. Kesakitan. Cukup lama kami coba. It doesn’t work. Karena kuatir kayu halus itu patah dan efeknya bisa dibelah. Ibu saya menyarankan untuk di bawa saja ke RSUD Raha.
Saya langsung siap-siap. Saya juga mengambil uang yang tersisa dan membawa serta kartu BPJS Hafshoh.
Begitu tiba di RS, kami langsung ke ruang UGD. Letaknya pas depan pintu gerbang. Begitu masuk, kami ditanyai sedikit dan langsung diantar ke ruangan untuk dilakukan pengecekan. Perawatnya langsung menyalakan lampu penerangnya, mengambil jarum, gunting dan tidak lama Hafshoh berteriak. Kaki Hafshoh sudah tidak lagi tertancap kayu halus itu.
Alhamdulillah.
Pas Zauji menanyakan administrasinya. Si perawat merespon dengan senyum dan ucapan yang maknanya kurang lebih, tidak usah administrasi.
Semoga Allah memberi balasan yang terbaik. Amiiin
Pelajaran: daripada melakukan sendiri dan hasilnya mendekati nihil, lebih baik serahkan kepada ahlinya dengan peralatan yang lebih baik.


4 Comments

  1. hmm sambil nyengir-nyengir ngiluuu membacanya :)

    ReplyDelete
  2. iya mak .... makasih dah mampir mak ...
    :)

    ReplyDelete
  3. Bener, mak, kalo dikorek-korek sendiri bisa kena infeksi nanti

    ReplyDelete
  4. @Sari Melati, nah, itu dia yg dihindari mak, infeksi...

    ReplyDelete