Wamponiki, 07 Juni 2017

Sejak semalam, Hafshoh tidur tanpa merasa perutnya sakit. Dia bahkan sempat bangun dan bilang perutnya tidak lagi sakit. Saya pada beberapa malam sudah kuatir, mengingat ada riwayat hemikolektomi (baca: operasional pemotongan usus) atau sejenisnya yang tidak saya pahami. Saya bertahmid memuja Alloh. Alhamdulillah.

Esok paginya, saya merecall memorinya.

Me: Nak, Hafshoh tadi malam tidak lagi sakit perut. Alhamdulillah.

Dia tersenyum bahagia.

Me: Hafshoh masyaalloh hebat. Kemarin kan makan banyak. Yang bergizi.

Tetiba dia minta sarapan lagi, telur mata sapi, ikan, sayur.

Saya memberinya. Alhamdulillah.

________

Makan bagi Hafshoh tidak semulus anak lain. Terlalu banyak drama disana. Mulai dari alasan kenyang padahal baru sesuap, sampai alasan; "umi... saya tidak laparkan nasi. Saya laparkan buah naga."

Well... semoga semua bisa pelan-pelan kami perbaiki.

###

Komunikasi Produktif pada Suami

Day 1

Kaidah 2C; Clear and Clarify

Suami saya tipe orang yang to the poin. Begitu juga dengan menerima pesan. Dia lebih cocok diterapkan KISS; Keep Information Short and Simple. Kalaupun kepanjangan, gak ada yang jadi.

Jadi, kalau urusan apa apa, saya mesti menyesuaikan diri. Dan kalau dia bilang lupa. Saya harus legowo.

Ini tentang nasehat suami. Dia nasehat tentang suatu hal. Saya beda pendapat. Saya mengklarifikasi dan menjelaskan maksud saya. Dia kemudian merespon balik. Memberi pencerahan, sampai akhirnya, saya mengangguk menyetujuinya.

Tanpa komunikasi yang baik, ini bisa jadi kejengkelan saya, dan kejengkelan dari dia juga. Tetapi Clear and Clarify, cukup ampuh untuk diterapkan.

Alhamdulillah.

Wa Saripah

0 Comments