Wamponiki, 10 Juni 2017

Day 8; Kalimat Interogasi VS Pernyataan Observasi

Suami demam. Pagi-siang, gak bisa nulis. Malam sudah lelah. Ketiduran. Alhamdulillah sempat nulis ini.

____________

Sedikit ingin saya ulas sedikit tentang kalimat interogasi. Jujur saja. Sebelum membaca materi Bunda Sayang, saya rajin sekali menggunakan kalimat tipe interogasi.

"Hafshoh tadi belajar apa di sekolah?"

"Main apa? Cerita dan."

Dia kadang malas jawab. Saya sampe heran.

H: lagi malas umi...

Biasa responnya begitu. Meski kadang, dia cerita juga.

Kemudian, saya tahu, ini gak begitu produktif. Lebih baik menggunakan kalimat lain dengan tujuan sama, seperti; "Hafshoh, ummuki lihat. Hafshoh senang. Tadi di sekolah main apa saja? Mau berbagi cerita?"

Saya rasa, memang berbeda ya responnya.

Atau; "Hafshoh, senang ya? Cerianya anak sholeh. Mau berbagi senangnya? Mau cerita?"

Atau ramuan kalimat sejenisnya dengan menjauhi intetogasi.

Saya menstabilo jenis kalimat ini diotaki saya. Agar sukses saya pakaian tiap hari.

#####

Komunikasi ke Suami; Day 3

7-38-55

Suami memang bertipe, lebih suka kalimat pendek ketimbang panjang. Setelah beberapa tahun ini, saya mulai lebih sedikit mengatur diri. Apa saja dan bagaimana membicarakan sesuatu ke suami. Apalagi kata-kata yang panjang lebar, memang tidak begitu disenangi. Saya menerapkan 7-38-55 dengan tidak begitu berat. Menurut saya.

Kalau dalam keadaan marah, saya memilih untuk mencoba mengatur emosi. Setelah agak tenang, baru bicara seperlunya. Intinya, tujuan komunikasi tercapai. Yaitu, suami ngerti saya maunya bagaimana.Kalau emosi dan bicara buanyak. Dia juga gak bisa nangkap utuh. Adanya sama-sama marah. Ini yang tidak diinginkan.

Sehingga, berdasar pengalaman dan teori angka ini, saya sepakat dan alhamdulillah, semoga bisa terus.

Selesai.

Wa Saripah

0 Comments