Sore Fresh...

Sebenarnya, tulisan berikutnya lebih bertajuk "sejarah". Iya, sejarah nama fotokopi kami.

Awalnya suami pasang papan nama. Papan jati kecil ukuran 2 x HVS. Bertuliskan "Fotokopi" dengan tinta putih. Jadi, ketika orang melihat, disitulah brand atau apa namanya seperti "missing". Anonymous kalau untuk penulis.

Nah, setelah berbincang, kami sibuk memikirkan nama yang pas.

Munajat

Ok

Muna Barakati

Bagus juga

...

Sampai akhirnya, saya pikir namanya Muna Barakati Fotokopi.

Nah...

Setelah jalan beberapa  minggu, banyak pelanggan yang mengkopi sambil menelpon.

Dia: lagi di fotokopi.

Diseberang: fotokopi apa?

Si dia menoleh ke arah saya, menanyakan landmark (kok landmark sih?). Saya,berkata; "Bilang saja, samping bakso pohon asam."

Dia langsung tegas.

Dia: fotokopi pohon asam.

Saya diam saja.

Nah, kejadiannya itu berlangsung lebih dari jumlah semester dalam setahun.

Akhirnya... Saya ngalah. Suami juga nuruti mereka.

Kadang pembeli juga menjadi penentu kebijakan.

Akhirnya, spanduk fotokopi kami bertuliskan Pohon Asam. Masih ada yang lebih unik namanya dari kami?

Belum Selesai.

Wa Saripah

0 Comments