Saya sudah cerita ya kalau Khidir ini beda dengan Hafshoh. Bedanya jauh sekali. Bagaikan langit dan langit berikutnya. Yah, mereka berdua punya keunikan yang meragamkan keluarga kami.

Khidir, mewarnai rumah kami dengan sikapnya yang tak biasa. Membuat kelucuan, menebar kebahagian. Memupuk kebahagian ketika sedang sendu.

Dulu Hafshoh di umuran 3 tahun sudah mengkosakatan kata-kata tak biasa semisal; masyarakat. dan diusianya kini, kosakatanya sudah sangat luar biasa.

Khidir? Mungkin harus saya tes pendengaran. Caranya berkomunikasi sangat baik. Responnya aktif. Ketika disuruh dia melakukannya. Kecuali kalau lagi gak mood disuruh, dia akan merespon; "Nda bisa Idi. Nda bisa."

Alasan saya mau bawa ke dokter adalah, sepertinya ada yang aneh pada tumbuh kembangnya. Diusia 18 bulan, daftar kosakatanya sangat jauh dengan tabel yang harusnya sudah dicapai anak seusianya. Sempat saya ikuti seminar dokter spesialis anak ahli saraf beberapa malam lalu, Dr. Herbowo. Ketika saya bercerita perihal Khidir, dia tanpa berpikir berat langsung berkata. Kayaknya ada sesuatu pada alat ucap. Atau alat dengarnya. Coba ke dokter untuk periksa, apakah alat dengarnya bermasalah ataukah tidak. Karena pada anak-anak, tuli itu susah terdeteksi. Karena mereka tuh pintar. meeka akan tau bagaimana harus merespon dengan melihat wajah kita berucap atau dengan melihat sikap kita terhadap suruhan.

Misalnya, ketika kita menyuruh menutup pintu, kita menunjuk pintu dan menyuruhnya menutup pintu yang kondisinya sedang terbuka. Si anak yang tuli akan tau kalau dia harus menutup pintu hanya dengan melihat tangan kita yang menunjuk dan pintu yang terbuka.

Jadi, sebaiknya, ketika menstimulasi anak dengan suruhan, jangan menunjuk.

Misalnya, kita menyuruhnya mengambil bola. Jangan tunjuk bolanya. tetapi ucapkan: "Ini bola, Bunda ambil ya." Lakukan mengambil bola saat mengucapkannya. Besok-besok, dia akan tau bagaimana merespon jika kita menyuruhnya mengambil bola dan terdeteksi dia tidak tuli jika responnya positif.

Intinya, "Jangan menunjuk!"

Untuk masalah Khidir, kalau tuli total kayaknya tidak ya. Karena dia merespon baik kalau saya suruh tanpa menunjuk. Yah, pemeriksaan memang harus dilakukan. Karena, diusia 5 tahun lebih, mengejar ketertinggalannya dalam kemampuan berbicara dan berbahasa akan sangat sulit.

Itu kata dokter tersebut.

Kalian tau? Khidir kalau menyebut 'susu' dulunya 'bubu'. Trus sekarang jadi 'huhu'. Kadang namun jarang juga "syusyu". 


Begitu mendengar plesetan yang dilakukan Khidir, dokter langsung suruh cek alat dengar.

Soalnya jauh banget 's' dengan 'b' atau 'h'. Kalau menjadi "tutu" itu agak dekat. Begitu juga dengan kata "bunyi" Khidir sebutnya "munyi."

Masyaalloh, ayo Khidir, kita konsultasi ke dokter yuk... 

Karena bicara dan berbahasa adalah kunci untk berkomunikasi dan memiliki pengaruh yang cukup besar tentu saja (faedah dari dr. Herbowo).

Wa Saripah_Ummu Hafshoh

0 Comments